Robot humanoid berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dijuluki AIREC baru saja melakukan demonstrasi untuk mengganti popok pada manusia. Robot seberat 150 kilogram ini merupakan prototipe perawat lansia di Jepang yang terus naik seiring dengan rendahnya angka kelahiran. Robot humanoid ini juga digadang menjadi solusi dari kurangnya pekerja perawat lansia.
“Karena masyarakat kita yang semakin tua dan kelahiran yang menurun, kita membutuhkan dukungan robot untuk perawatan medis dan lansia dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Shigeki Sugano, profesor dari Universitas Waseda yang memimpin penelitian untuk AIREC. Robot ini dapat membantu seseorang untuk duduk, memasak menu sederhana, melipat cucian, dan beberapa tugas sederhana di rumah. Namun, AIREC belum siap digunakan sebagai fasilitas perawatan dan medis hingga sekitar tahun 2030.

Robot humanoid Optimus Tesla juga akan dikembangkan dalam waktu dekat, namun robot dengan kecerdasan buatan yang dapat berinteraksi secara fisik dengan manusia dengan aman membutuhkan kecerdasan buatan tingkat berikutnya dan presisi. “Robot humanoid sedang dikembangkan di seluruh dunia, namun jarang bersentuhan langsung dengan manusia. Mereka hanya melakukan pekerjaan rumah dan beberapa tugas di pabrik,” ujar Sugano.
Takashi Miyamoto selaku direktur Zenkoukai yang menyediakan fasilitas perawatan lansia menuturkan bahwa teknologi adalah kesempatan terbaik yang ada. Zenkoukai sendiri sangat aktif merangkul teknologi baru, namun masih terbatas dalam menggunakan robot.
Salah satu pekerja di Zenkoukai, Takaki Ito, mengaku optimis tentang masa depan keperawatan robotik. “Jika kita memiliki robot AI yang dapat memahami kondisi kehidupan dan sifat pribadi pasien, mungkin mereka dapat memberikan perawatan langsung di masa depan,” katanya. Meski begitu, Ito lebih berharap bahwa manusia dan robot dapat bekerja sama di masa depan untuk meningkatkan kualitas perawatan.