Berita Jepang | Japanesestation.com

Keamanan cyber telah menjadi perhatian dalam waktu lama bagi pemerintah Jepang karena terus menjadi incaran banyak serangan cyber di tahun-tahun terakhir. Dalam sebuah laporan oleh Departemen Kepolisian Metropolitan, lebih dari 30 kementerian Jepang dan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan pertahanan telah mendapat serangan di dunia maya, khususnya dengan penggunaan email.

cyber-attack-415x260

Serangan-serangan itu telah mendorong pemerintah untuk memperkuat keamanan terhadap insiden semacam itu dan mendorong diterapkannya tindakan keras terhadap pelaku. Penyelidikan awal oleh polisi menemukan bahwa sebagian virus yang digunakan untuk meretas dan menginfeksi komputer menggunakan bahasa Cina dalam mengenkripsi virus. Sering kali, saat ditelusuri virus tersebut diketahui kembali ke server Cina, yang berarti serangan itu dapat menyebabkan kebocoran informasi penting dan sensitif. Namun pihak berwenang yang menyelidiki masalah itu masih tidak dapat memastikan jika data sensitif telah berhasil diperoleh dari pelanggaran ke komputer kementerian itu. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa sekitar 140 email yang dikirim ke komputer kementerian itu mengandung virus. Dalam satu contoh khusus, komputer yang terinfeksi virus, dapat diretas untuk diambil informasinya dengan mudah. Bahkan, para tersangka mengakses komputer yang terkena virus itu lebih dari 400.000 kali dalam jangka waktu satu setengah tahun, mungkin untuk memperoleh data-data penting tentang pertahanan dan keamanan.

Para tersangka itu terlihat “profesional” dalam cara mereka menangani “berbagai serangan” itu karena berlangsung untuk waktu yang lama. Email dikirim dalam kedok komunikasi pribadi, yang terbukti berhasil menginfeksi komputer. Pihak berwenang sedang mengawasi sebuah organisasi Cina, yang tertarik untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pertahanan dan diplomasi sebagai tersangka utama dalam kasus-kasus itu. Selain departemen pemerintah, perusahaan Jepang Mitsubishi Heavy Industries Ltd. juga menjadi korban serangan cyber pada bulan Desember 2010. Perusahaan teknik itu adalah produsen terkenal dari produk-produk pertahanan.