Berita Jepang | Japanesestation.com

Pembaca JS mungkin pernah membaca artikel JS tentang siswa SMA Jepang yang menghabiskan waktu di dunia online selama 4 jam dalam sehari kan? Nah, kira-kira aplikasi apakah yang paling sering mereka gunakan saat online? Dalam survei online yang digelar oleh Nippon Foundation untuk 1.000 remaja Jepang berusia 17 hingga 19 tahun, 94% responden mengatakan mereka menggunakan atau pernah menggunakan berbagai media sosial. Untuk media sosial yang paling sering digunakan, 97,8% remaja Jepang mengatakan mereka menggunakan Line, menyusul di bawahnya Twitter dengan 81,8%. Sedangkan TikTok, layanan sharing video asal Cina, hanya mendapat 28,3% saja.

Grafik Media Sosial yang Digunakan:

remaja Jepang media sosial japanesestation.com
Grafik penggunaan media sosial remaja Jepang (dok. Japanaese Station/sumber data: nippon.com)

Meski platform di atas populer, media-media ini dapat menyebabkan beberapa isu sosial, seperti diskriminasi terhadap petugas kesehatan dan para pekerja lain saat pandemi COVID-19 atau bullying, seperti yang dialami bintang Terrace House Hana Kimura yang menyebabkan pegulat Jepang itu bunuh diri. Terkait hal itu, para responden merasa kalau masalah-masalah itu disebabkan oleh anonimitas dan layanan tersebut didesain untuk menyebarkan informasi secara mudah dan cepat.

Terkait isu tersebut, 75,5% responden berpikir kalau undang-undang yang mengatur media social sangat dibutuhkan. Beberapa alasan yang diberikan di antaranya 64,1% yang emngatakan bahwa orang-orang yang di-bully membutuhkan perlindungan, 61,7% mengatakan bahwa cukup banyak ungkapan-ungakapan kejam yang bisa disamakan dengan fitnah di internet, 40,4% mengatakan bahwa sangat diperlukan undang-undang yang mengatur unggahan ilegal, dan 39,2% mengatakan bahwa hukum yang lebih ketat dapat membuat orang-orang enggan untuk mengunggah ujaran-ujaran fitnah dan kebencian.  Meskipun begitu, pada saat yang sama, 75,2% responden mengatakan kalau media sosial adalah bagian penting dalam kehidupan.