Berita Jepang | Japanesestation.com

Seorang anak ditipu oleh orang yang berpura-pura memiliki jenis kelamin sama dengan korban. Sedikitnya satu  siswa laki-laki. Seorang gadis dilecehkan secara seksual oleh seorang pelaku setelah dia mengirim pesan: "Saya akan menghapus foto itu jika Anda bertemu dengan saya."

Akira Sakamoto, seorang profesor psikologi sosial di Universitas Ochanomizu, yang mengetahui dampak aktivitas online terhadap anak-anak. Sakamoto mengatakan bahwa mereka yang berusia 13 sampai 18 tahun cenderung meremehkan kerusakan yang dapat mereka alami dari aktivitas berbahaya semacam itu.

Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo dan NTT Docomo Inc. menawarkan pendidikan khusus dari bulan September lalu tentang bagaimana melindungi anak-anak dari kejahatan dan masalah terkait Internet. Kursus ini didasarkan pada memorandum yang ditandatangani oleh perusahaan dan departemen kepolisian. Instruktur mengatakan kepada para siswa agar tidak mengirimkan informasi pribadi dan gambar secara online.

Muka dan nama adalah hal yang sangat berbahaya dimana orang-orang akan mampu melacak kita dari latar foto yang diunggah. Pihak berwajib berkata bahwa satu poto dapat mengantarkan mereka ke kasus pelecehan seksual. Pemerintah Tokyo akan memberlakukan hukum dimana pemerasan terhadap anak dibawah 18 tahun akan ditindak secara hukum pada bulan Desember ini.

(featured image : Crunchyroll)