Setelah salah satu sekolah di kota Hiratsuka, prefektur Kanagawa, Jepang memperbolehkan para siswinya mengenakan celana panjang untuk pergi ke sekolah mereka. Kini sebuah sekolah di prefektur Chiba membuat peraturan seragam baru untuk para murid-muridnya dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, sehingga para siswa LGBT dapat memiliki lebih banyak pilihan dalam memakai seragam.
Sekolah Menengah Pertama Kashiwanoha, di kota Kashiwa, memperbolehkan siswa - siswi mencampur dan memadupadankan unsur seragamnya dari mulai blazer tradisional, dasi, kemeja oxford dan celana panjang untuk anak laki-laki hingga blazer, dasi ascot, kemeja oxford, dan rok untuk anak perempuan. Gaya berseragam mereka dapat dipilih secara bebas terlepas dari jenis kelamin siswa dan akan diimplementasikan saat sekolah dibuka mulai tahun ajaran 2018 mendatang.
Tahun 2012 silam, Sekolah Dasar Kashiwahona dibuka di Kota Kashiwa, dan setelah proses belajar mengajar berlangsung selama enam tahun, di bulan April ini angkatan pertama mereka lulus. Sekolah Menengah Pertama Kashiwahona pun dibuka, namun setelah pejabat sekolah membicarakan pedoman berseragam dengan orang tua siswa, mereka menemukan pilihan baru agar lebih sesuai dengan siswa modern. Para staf mencatat bahwa saat ini tak jarang anak perempuan mengenakan celana panjang pria, dan siswa laki - laki juga dapat memakai rok jika menginginkannya.
Secara tradisi, sekolah di Jepang sendiri sebelumnya membedakan seragam anak laki - laki dan anak perempuan. Pada tahun 2014 silam, Sekolah Tinggi Fuji Kato Fujiyoshida di prefektur Yamanashi mengadakan sebuah eksperimen di mana memungkinkan para siswa mengenakan seragam dari lawan jenis. Siswa yang berpartisipasi mendapat pelajaran khusus tentang bagaimana perubahan tersebut dapat mempengaruhi kesadaran mereka terhadap tingkah laku mereka dan orang-orang di sekitar mereka.
(Featured Image : pakutaso.com)