Berita Jepang | Japanesestation.com

Jumlah manusia yang dapat hidup hingga usia 100 tahun mungkin relatif sedikit, tetapi itu menjadi hal umum terutama di negara-negara seperti Jepang, yang memiliki angka centenarian atau seseorang yang telah berumur 100 tahun, tertinggi di dunia. Menurut data dari Kementerian Kesehatan setempat yang dirilis pada tahun 2017 silam, mereka memperkirakan ada 67.824 masyarakat di negara ini yang telah berusia 100 tahun atau bahkan lebih tua.

Beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe juga telah mencanangkan program 100-year-life society, namun tampaknya hal tersebut belum dapat diterima oleh kaum remaja. Pasalnya, sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini, menemukan fakta bahwa para remaja Jepang, yang berusia 20-an tahun tidak ingin hidup hingga usia 80-an ke atas.

Pria dan wanita berusia antara 20 dan 29, masing-masing berharap hidup sampai usia sekitar 78,1 tahun dan 76,9 tahun, menurut survei yang dirilis hari pada hari Minggu (16/9), oleh salah satu perusahaan asuransi Jepang, MetLife Inc.

Menurut Survei, Remaja Jepang Tidak Ingin Hidup Di Usia 80-an

Angka harapan hidup yang dikehendaki berada di bawah angka harapan hidup rata-rata 81,09 tahun untuk pria dan 87,26 tahun untuk wanita di tahun 2017 lalu. Menurut pengamat, dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa slogan 100-year-life society yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe tidak beresonansi dengan anak-anak remaja Jepang.

Perusahaan asuransi MetLife Inc telah melakukan survei kepada 14.100 orang berusia 20 hingga 79 tahun pada bulan Juni lalu. Dari hasil tersebut, terungkap bahwa 41,2 persen responden mengatakan mereka tidak ingin hidup terlalu lama dan 81,7 persen juga menyuarakan keprihatinan mereka saat memasuki usia tua. Penyebab utama kecemasan mereka adalah uang, di mana 27,1 persen responden di usia 20-an menduga mereka tidak menerima pembayaran pensiun sama sekali.