Saat ini, ada banyak masyarakat di negeri sakura yang memilih untuk menikah di kisaran usia 30 tahun ke atas, usia yang sudah bisa dibilang tidak muda lagi. Apakah hal ini disebabkan karena sulitnya menemumkan pasangan? Salah satu agen perjodohan di Jepang, Partner Agent baru - baru ini mekakukan survei kepada 1.960 pria dan wanita berusia antara 20 hingga 29 tahun, dan menanyakan sebuah pertanyaan, "Kamu ingin memiliki hubungan romantis, atau apakah menurut kamu cinta itu menyakitkan?"
Semua orang pastinya ingin memiliki hubungan yang romantis dengan lawan jenis, namun cara mereka berbeda-beda. Dari hasil survei tersebut, hampir setengah dari orang dewasa, atau 47,5 persennya mengatakan bahwa menunggu untuk bertemu pasangan secara alami merupakan cara yang terbaik, dibandingkan dengan aktif mencari seperti yang dipilih oleh 24,8 persen, sementara sisanya memilih ragu - ragu.
Selain itu, satu dari dua responden dewasa yang lebih memilih melakukan pendekatan secara pasif, 53,7 persennya mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak pernah pergi ke sebuah gokon, kegiatan yang dilakukan untuk mencari jodoh di mana para pria dan wanita yang belum memiliki pasangan saling memperkenalkan diri.
Ketika ditanya apakah cinta itu menyakitkan, ada banyak juga yang membenarkan hal tersebut. Meski demikian, setidaknya cinta bukanlah hal yang mahal. 40,1 persen orang dewasa mengatakan bahwa mereka menghabiskan kurang dari 10.000 yen dalam waktu satu bulan untuk biaya berkencan. Hal ini juga mungkin terkait dengan faktor waktu, di mana 40,9 persen responden mengungkapkan bahwa waktu pribadi mereka dihabiskan bersama pasangan,
Meski begitu, semua ini bukan berarti para orang dewasa di Jepang tidak ingin lagi menjalin hubungan asmara, karena 57,8 persen dari responden justru masih berharap bisa jatuh cinta dan memiliki sebuah hubungan yang romantis di kemudian hari.