Berita Jepang | Japanesestation.com

Survei bahasa nasional pada Hari Selasa (17/9)  menunjukan bahwa lebih dari setengah penduduk Jepang tidak membaca buku apapun dalam sebulan.

Sebanyak 62,6 persen responden mengisi survei yang diadakan oleh Badan Urusan Kebudayaan mengadakan, dan hasilnya sangat mengejutkan. Untuk pertama kalinya, penduduk Jepang yang tidak membaca satu buku pun dalam sebulan mencapai angka tertinggi.

Survei yang menanyakan kepada orang-orang berapa banyak buku yang mereka baca dalam sebulan, termasuk e-book tetapi tidak termasuk majalah dan komik, menandai peningkatan 15,3 poin persentase dari survei terakhir yang dilakukan pada tahun fiskal 2018.

Namun, survei ini juga mengungkapkan bahwa 75,3% orang yang tidak sering membaca buku masih mendapatkan berita “hampir setiap hari” dari sumber lain seperti unggahan media sosial dan artikel online.

Seorang pejabat agensi menekankan pentingnya konten tertulis, baik dalam media cetak maupun elektronik, dengan mengatakan, “Penting untuk mempertahankan atau meningkatkan kesempatan untuk melihat kata-kata dengan memanfaatkan keduanya.”

Survei yang dilakukan setiap lima tahun sekali sejak tahun fiskal 2008 ini mencakup 6.000 orang berusia 16 tahun ke atas, dengan jawaban valid dari 3.559 responden antara Januari dan Maret 2024.

Sebanyak 40,3 persen responden menyatakan bahwa mereka membaca e-book, meningkat 15,1 poin persentase dari jajak pendapat sebelumnya. Di antara mereka, 48,4 persen membaca lebih banyak e-book daripada buku, majalah, atau komik konvensional, naik 13,9 poin.

Namun, 69,1 persen mengatakan bahwa jumlah membaca buku yang mereka lakukan telah menurun, dengan 43,6 persen mengatakan bahwa “perangkat informasi telah menyita waktu mereka.” Jawaban tersebut cenderung lebih banyak dipilih oleh generasi muda.

Dari 5,5 persen yang melaporkan peningkatan membaca buku, 18,6 persen mengaitkan peningkatan tersebut dengan “kemudahan e-book yang sekarang dapat diakses.”