Jepang dikenal sebagai negara yang selalu menjaga kebersihan, termasuk soal makanan. Semuanya harus higienis! Karena itu, mungkin kalian akan kaget saat mengetahui cara membuat sushi, salah satu makanan yang identik dengan Jepang. Mengapa?
Mari kita lihat sushi terpopuler, nigiri sushi, jenis sushi dengan ikan atau topping lain di atas nasi. Secara tradisional, sushi jenis ini dibuat langsung dengan tangan. Kata nigiri sendiri dapat diartikan sebagai “menggenggam” atau “memegang” (kata nigiri di sini sama dengan yang ada dalam kalimat te wo nigiru / bergandengan tangan dengan seseorang). Lantas, apa masalahnya? Nah, berbeda dengan nigiri sushi “modern” yang dibuat dengan mesin khusus, nigiri sushi tradisional dibuat langsung dengan tangan sang chef tanpa sarung tangan atau peralatan lain. Sang chef langsung menekan telapak tangan dan jari-jarinya langsung di atas nasi dan ikan yang akan masuk ke mulutmu. Dan nigiri sushi bukanlah patty burger yang dimasak dulu sebelum dimakan, ia akan langsung ke mulutmu tanpa proses pengolahan lain.
Nah, karena metode ini merupakan cara standar dalam membuat dan menyajikan sushi, mayoritas orang Jepang tidak peduli (atau berusaha tidak memikirkannya). Namun nyatanya, ada sebagian orang Jepang yang menganggap kalau sistem ini sedikit menjijikkan. Karena itu, salah satu portal intenet, Sirabee, membuat sebuah survei online yang menanyakan, “Apakah kalian merasa mual saat memakan sushi yang dibuat orang lain langsung dengan tangan telanjang?”
1.733 responden pun didapatkan dan hasilnya, 15,6% mengatakan bahwa mereka tidak ingin memakan nigiri sushi hand-made. Dan yang lebih menarik, ada perbedaan besar antara kelompok umur dan gender lho!
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur dan gender, inilah mereka yang merasa jijik memakan nigiri sushi hand-made:
- Pria umur 10-19: 23,3 persen
- Wanita 10-19: 16,4 persen
- Pria 20-29: 17,4 persen
- Wanita 20-29: 14 persen
- Pria 30-39: 20,3 persen
- Wanita 30-39: 19 persen
- Pria 40-49: 14,9 persen
- Wanita 40-49: 12,9 persen
- Pria 50-59: 10,4 persen
- Wanita 50-59: 17,8 persen
- Pria 60-69: 13,5 persen
- Wanita 60-69: 13,7 persen
Karena mayoritas chef sushi adalah pria paruh baya atau lebih tua lagi, mungkin banyak yang mengira kalau wanita muda adalah yang paling merasa jijik saat memakan nigiri sushi hand-made. Padahal, kenyataannya para remaja laki-laki lah yang paling tak menyukai hal ini. Berbeda jauh dengan para pria berusia 50-an yang paling tidak peduli terhadap sushi hand-made, diikuti dengan wanita pada usia 40-an, pria 60-an, dan wanita usia 60-an.
Ada dua kemungkinan mengapa mereka yang lebih tua dapat menerima nigiri sushi lebih mudah. Pertama, memang, pada zaman modern ini, beberapa restoran sushi memiliki mesin pembuat sushi atau setidaknya mencetak sushi menjadi balok sebeum karyawan mereka menaruh topping. Namun, karena mesin tersbeut hadir baru-baru ini, mereka yang berusia 50-tahunan telah tumbuh dalam dunia di mana hanya ada nigiri sushi hand-made dan lebih terbiasa dengan konsep tersebut.
Alasan kedua, restoran sushi yang memiliki mesin tersebut biasanya besar, tapi lebih murah, seperti restoran conveyor belt sushi. Di restoran sushi yang lebih mewah, nigiri sushi selalu dibuat hand-made dengan bahan-bahan berkualitas tinggi dan disajikan dengan pelayanan yang baik oleh sang chef, membuat kekhawatiran akan cara pembuatan dan kebersihannya berkurang.
Sementara itu, kemungkinan besar anak-anak remaja akan makan di conveyor belt dengan mesin sushi khusus untuk menghemat biaya. Karena itu, tak aneh kan jika mereka menganggap nigiri-sushi hand made itu agak menjijikkan?
Nah, kalau menurut teman-teman JS bagaimana nih? Apakah menjijikkan memakan nigiri sushi hand-made? Jawab di kolom komentar ya!