Berita Jepang | Japanesestation.com

Setelah sebelumnya sempat melakukan aksi protes dengan mempertanyakan tentang betapa ketatnya peraturan dresscode untuk wawancara kerja, Pantene, salah satu produsen shampoo ternama Jepang yang memperkenalkan shampoo two-in-one pertama di dunia, kini kembali meluncurkan iklan baru yang “mengritik” situasi di sekitar kita. Kali ini, Pantene meluncurkan iklan yang menampilkan sebuah interview dengan dua orang transgender.

Ya, interview tersebut menampilkan dua orang transgender yang mengalami betapa sulitnya mencari kerja di Jepang, sebuah potret terkait betapa pedihnya hidup bagi mereka yang dianggap berbeda. Namun, iklan ini menjadi sebuah penghormatan bagi berbagai identitas gender dalam dunia modern Jepang.

Nah, berikut iklannya!

Iklan ini merupakan bagian dari campaign yang mendukung anggota LGBTQ+ yang terlah berjalan sejak September 2020 lalu. Dengan mengusung tema #PrideHair, campaign ini diluncurkan setelah sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari 70% anggota LGBTQ+ di Jepang mengalami kesulitan saat mencari pekerjaan.

transgender Jepang pantene japanesestaion.com
Screenshot dari iklan campaign Pantene (YouTube: パンテーン公式 / PANTENE Japan Official)

Saat ditanya alasannya, para partisipan menyebut bahwa “takut akan diskriminasi dan prasangka buruk” menjadi hal utama yang membuat proses wawancara menjadi sulit. Selain itu, cukup banyak yang bingung saat merepresentasikan diri dalam wawancara.

transgender Jepang pantene japanesestaion.com
Screenshot dari iklan campaign Pantene (YouTube: パンテーン公式 / PANTENE Japan Official)

Pencari kerja di Jepang memang diharapkan untuk menyebutkan gender mereka dalam resume dan wajib mematuhi dresscode yang sangat spesifik dan sesuai dengan gender dalam resume. Resume tersebut hanya memiliki 2 opsi: perempuan dan laki-laki. Hal ini tidak hanya menempatkan orang-orang non-binary di posisi yang sulit, namun para transgender pun harus memutuskan apakah akan mereprentasikan gender baru mereka atau sesuai dengan saat mereka dilahirkan, belum lagi cara berpakaian ketika datang ke wawancara.

transgender Jepang pantene japanesestaion.com
Ilustrasi pencari kerja Jepang (wikipedia.org)

Selain itu, proses yang membuat stres para transgender adalah kenyataan bahwa beberapa perusahaan dapat mendiskualifikasi pelamar selama proses penyaringan karena gagal mematuhi kode berpakaian yang diharapkan dari gender yang tertulis dalam resume.

Mayoritas netizen Jepang pun merespon iklan ini dengan positif:

“Aku tak jago dalam berkata-kata, namun iklan ini membuatku terharu.”
“Ini pertama kalinya aku tidak melakukan fast-forward saat menonton iklan!”
“Mulai saat ini, aku akan menggunakan Pantene!”
Campaign yang sangat manis!”
“Sudah waktunya kita masuk ke era baru”

Apakah dengan iklan yang dibuat Pantene ini, Jepang akan menjadi lebih ramah bagi anggota LGBTQ+ dan mempermudah mereka mencari pekerjaan? Bagaimana menurutmu?