Berita Jepang | Japanesestation.com
Hanya untuk membeli makanan cepat saji, Geisha di Jepang harus menyamar
image: AFP/Relaxnews

Membeli makanan cepat saji (fast food) seperti kentang goreng (french fries) ternyata adalah hal yang tabu untuk dilakukan oleh para Geisha dan Maiko di kota Kyoto, Jepang. Mereka harus menjaga kesan dan gambaran dari Geisha yang dikenal anggun dan telah dilestarikan selama bertahun-tahun. Tapi, Geisha juga adalah manusia yang kadang-kadang ingin mencicipi renyahnya french fries. Untuk itu para Geisha tidak kehabisan akal, dan mereka pun harus menyamar untuk mendapatkan french fries yang mereka beli di restoran cepat saji.

Seperti dilansir dari themalaysianinsider.com, seorang Geisha atau Maiko biasanya dilarang pergi ke restoran cepat saji atau ke toko-toko yang menjual pakaian modern terkini. Kalaupun benar-benar menginginkannya maka para Geisha harus melepas kimono dan menghapus make-up di wajah mereka lalu mengenakan celana jeans dan pergi secara diam-diam. Bukan itu saja, saat berada di luar rumah mereka harus berhati-hati dalam cara berjalan, gerak-gerik tubuh, dan juga tingkah laku. Selain itu, para Geisha juga dilarang menggunakan Facebook atau jaringan sosial lainnya.

Menjadi Geisha juga bukan hal yang mudah, mereka harus bekerja keras sejak umur 15 tahun yang kemudian menjadi Maiko. Mereka lalu harus menempuh latihan selama 5 tahun berikutnya dalam menampilkan beraneka kesenian, etika sosial, dan kemampuan bercakap-cakap. Pada umur 20 tahun mereka pun akhirnya menerima titel sebagai Geiko. Profesi mereka sangat dihargai, apalagi klien mereka adalah para politikus dan pebisnis kelas atas. Tapi gambaran Geisha sangat berbeda dengan apa yang ditampilkan di film-film. Dahulu Geisha adalah putri dari para samurai, dan setelah era samurai berakhir mereka harus berjuang mendukung keluarga mereka.

Jadi, kalau kalian berada di Jepang dan sedang mengantri di restoran makanan cepat saji, siapa tahu wanita yang mengantri di depan kalian adalah seorang Geisha.