Banjir besar telah melanda Jepang bagian barat, hujan lebat yang mengguyur Jepang sejak hari Jumat hingga hari Minggu, 8 Juli lalu, mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, yang telah memporak porandakan sebagian wilayah Prefektur Hiroshima. Jumlah korban tewas mencapai 195 hingga pada hari Kamis ini karena lebih banyak mayat ditemukan, sementara ribuan orang masih berada di tempat penampungan hingga saat ini.
Beberapa WNI yang sedang menuntut ilmu dan bekerja memberikan keterangannya terkait dengan bencana banjir besar ini. Menurut keterangan mahasiswa S2 di Hiroshima University, Maria -- yang menyampaikan informasinya kepada kami melalui akun instagramnya @mariagst -- mengatakan bahwa sungai di daerah tempat tinggalnya sempat meluap, bahkan terjadi longsor di daerah dekat kampusnya. Kegiatan perkuliahan pun diberhentikan dari hari Jumat hingga hari Kamis (12/7) ini, disebabkan oleh sarana transportasi seperti bis dan kereta terputus. Pada hari Rabu kemarin, frekuensi bis masih jarang bahkan perlu menunggunya hingga 1,5 jam. Jalanan pun macet karena akses jalan tersendat. Selain itu, persediaan makanan di supermarket sempat habis, namun beruntung pihak kampus Hiroshima University membagikan makanan kaleng dan instan secara gratis kepada mahasiswanya. Maria mengatakan dia tidak menyangka bahwa hujan deras tanpa henti selama 3 hari tersebut memberikan efek yang sangat parah, dia juga bercerita bahwa salah satu temannya sempat terjebak di bandara karena seluruh aksesnya tertutup.
Susanti ,seorang WNI yang bekerja di kota Nakatsu Prefektur Oita menjelaskan kepada kami --melalui akun Instagramnya, @heysusanti -- bahwa banjir di daerah tempat tinggalnya tidak terlalu parah, hanya sampai pintu apartemen dan tidak sampai masuk ke dalam gedung. Namun karena hujan yang tidak berhenti-berhenti tersebut, tempat kerjanya libur dari hari Jumat minggu lalu, hingga saat ini. Pemerintah kota pun memberikan himbauan agar penduduk tidak keluar rumah karena hujan lebat yang disertai angin kencang. Selama 2 hari, kereta tidak beroperasi sama sekali. Beruntung persediaan air bersih masih tersedia di kota Nakatsu.
Keterangan lain berasal dari Amar -- yang membagikan veritanya kepada kami melalui akun instagramnya, @amaru168 -- yang tinggal di kota Onomichi, Hiroshima. Meski daerahnya tidak terkena banjir secara langsung, namun dampaknya sangat terasa. Persediaan makanan tidak tersedia, sarana transportasi tidak berjalan normal, dan persediaan air bersih pun tidak tersedia hampir 1 minggu. Namun, tempat bekerjanya memberikan kebijakan untuk menyediakan makanan cepat saji dan air mineral, mereka juga menghapus kerja lembur untuk sementara, dan juga sempat memberikan libur selama 3 hari.
Semoga cuaca di Jepang segera membaik dan para WNI yang tinggal di sana selalu sehat serta dilindungi olehNya!
(featured image: @mariagst)