LINE, aplikasi messaging populer untuk smartphone, telah merebut hati banyak orang Jepang dengan panggilan gratis, pengiriman pesan, dan berbagai stiker ekspresifnya yang melampaui emoji. Sebuah survei mengungkapkan beberapa kebiasaan yang menarik yang dilakukan oleh para penggunanya.
Sebuah survei yang dilakukan di Jepang dengan melibatkan 800 pria dan wanita Jepang berusia 15 sampai 29 tahun tentang kebiasaan LINE mereka telah mengungkapkan beberapa statistik yang menarik. Sebagai permulaan, LINE menjadi nama perangkat rumahan di antara para kawula muda, dengan lebih dari 60% memilih untuk mengatakan "Berikan saya LINE kamu" bukannya "Kirim pesan untuk saya melalui LINE." Demikian pula, lebih dari 70% dari para penggunanya juga menggunakan istilah-istilah seperti "Saya akan mengirim kamu LINE" atau "LINE ke saya" bukannya "Saya akan mengirimkan pesan pada LINE kamu" atau "Kirim pesan kepada saya dengan LINE." 13,5% responden mengaku menyatakan cinta mereka kepada orang lain melalui LINE, dan kelompok terkemukanya adalah para pria berusia 20-an, dengan 31,3% menggunakan aplikasi tersebut untuk memancing gebetan mereka. Di sisi lain 11% responden telah ditolak melalui LINE, dan sekali lagi para pria berusia 20-an memimpin kelompok ini dengan 20,9% patah hati. [Nico Nico News] Ini adalah tanda dari masa kini bahwa semakin banyak orang yang menyatakan cinta mereka melalui cara yang kurang intim, dan karena itu menjadi sarana komunikasi yang kurang emosional. Ada tips yang mengatakan tentang bagaimana untuk membuat seorang gadis terkesan, jangan meneleponnya, mengirimnya SMS, atau email - cukup pergi dan katakan padanya! Namun, belakangan ini tampaknya bahkan para wanita dapat lebih menerima bentuk-bentuk komunikasi yang kurang intim ini. Bertahun-tahun yang lalu, menulis surat pernyataan cinta untuk seseorang dipandang sebagai sikap yang intim. Surat-surat tersebut saat ini juga memiliki kekuatan, karena kita begitu terbiasa untuk mengetik pesan. Melalui tulisan tangan, kita bisa melihat semangat dan usaha mereka. Apakah menelepon, mengirim email, atau bahkan mengirim SMS - suatu hari nanti bisa menjadi sikap yang romantis?