Kebenaran yang menyedihkan itu adalah tentang para konsumen di Jepang yang terkadang adalah sekelompok orang yang sederhana. Lupakan strategi pemasaran yang rumit atau aksi keberanian yang pintar. Cara untuk merebut hati mereka adalah hanya dengan menempatkan orang yang terkenal di bagian depan dari apa pun yang kalian jual.
Itulah mengapa ada begitu banyak iklan TV dan iklan lainnya yang menampilkan galeri dari selebriti yang sama. Itulah mengapa film-film Hollywood memiliki beberapa model dari Jepang yang secara acak muncul di konferensi pers untuk mempromosikan film tersebut. Dan itulah mengapa panduan gratis sebanyak 126 halaman untuk pariwisata di Prefektur Hiroshima ini telah terjual habis segera setelah mengisi berbagai rak. Buku panduan ini diterbitkan dan dirilis pada tanggal 14 Juli tapi cetak ulangnya telah dipesan banyak orang. Bagaimana bisa? Nah, untuk memberikan dorongan terhadap buku kecil ini, warga di Hiroshima membuat keputusan untuk membayar setumpuk uang tunai agar Perfume muncul di sampulnya, seperti yang trio gadis-gadis muda yang tampak lucu dan bergaya pop ini selalu lakukan.
Dalam waktu dua jam sejak website kampanyenya diluncurkan, mereka telah mencapai batas sebanyak 2.000 pemesanan, dan kini penerbitnya mendapatkan banyak pesanan dari toko-toko buku di seluruh negeri Jepang, yang putus asa untuk mendapatkan buku langka ini. Penerbitan awalnya yang sebanyak 50.000 eksemplar hampir semuanya ludes dan terbitan berikutnya belum akan tiba hingga pertengahan Agustus. Ide untuk menyertakan Perfume buklet dan kampanye berjudul "Nakeru! Hiroshima-ken "(secara harfiah berarti,"Prefektur Hiroshima yang akan membuat Anda menangis!") ini tidak sesinis seperti kedengarannya, karena gadis-gadis ini aslinya memang berasal dari daerah tersebut (memang benar, meskipun, seiring dengan perilisan single terbaru mereka). Mereka juga muncul dalam video PR (humas) singkatnya dan diwawancarai dalam buku ini.
Tempat terbaik untuk mendapatkan salinan buku ini di Tokyo adalah dari TAU Hiroshima Prefecture Store di Ginza, meskipun pada saat penulisan artikel ini toko itu tidak lagi memiliki buku panduan yang tersisa.