Berita Jepang | Japanesestation.com

Jika event Indonesia Comic Con 2017 sukses digelar dengan aman dan berhasil menghibur banyak penggemar pop culture, lain halnya dengan Libya Comic Con yang berlangsung di kota Tripoli pada hari Jum'at tanggal 7 November 2017 kemarin. Sekelompok ekstremis dari Special Deterrent Forces (SDF) menutup acara tersebut dengan menahan 20 orang serta dilaporkan melakukan pemukulan, dan menyita komputer dan peralatan lainnya.

Menurut salah seorang penyelenggara yang dikutip dari berbagai sumber, para ekstremis tersebut mengatakan kepada para sanderanya yang berisi panita penyelenggara, peserta dan pengjunjung, bahwa mereka telah melakukan sejumlah kejahatan yang dapat merusak moral, seperti percaya pada Halloween, mendistorsi pikiran pemuda, hingga meninggalkan ajaran agama.

ekstremisSDF mengatakan bahwa mereka menyelamatkan para pemuda yang datang ke Comic Con, sebuah peristiwa yang mereka sebut destruktif dan asing bagi agama mereka dan Libya. "Festival semacam ini yang berasal dari luar negeri bisa mengeksploitasi kelemahan dalam keyakinan dalam beragama dan membuat mereka tertarik terhadap budaya asing," ucap salah seorang ektremis. Para ekstremis juga menyatakan kepada para sandera bahwa Libya merupakan negara agama, bukan negara bebas atau liberal.

Event Libya Comic Con ini sendiri bernuansa kosmopolitan, untuk itu penyelenggara acara tersebut mengatakan kepada surat kabar bahwa mereka sangat terkejut dengan tindakan SDF, mengingat mereka juga telah mendapatkan izin resmi untuk menggelar acara tersebut.

Ratusan anak-anak muda di Libya dikabarkan menghadiri event Libya Comic Con di Tripoli yang telah berlangsung dari tanggal 2 November lalu, banyak dari mereka juga terlihat tengah mencicipi makanan khas Jepang. Comic Con telah ada di Amerika Serikat sejak tahun 1970an, dan acara ini telah menyebar ke seluruh dunia, bahkan membuat negara-negara seperti Arab Saudi dan Libya menggelar event tersebut di tahun ini.