Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada Kamis, 15 Agustus kemarin, Jepang memperingati 74 tahun menyerah dalam Perang Dunia II Kaisar Naruhito mewakili Jepang untuk menyampaikan pidato mengenai penyesalan mendalam atas segala hal yang telah dilakukan negaranya dalam Perang Dunia II. Saat insiden besar tesebut, Jepang bisa dibilang salah satu pemeran utama yang menyebabkan banyaknya pertumpahan darah.

Pidato tersebut disampaikan dalam sebuah upacara peringatan perang di Nippon Budokan, Tokyo. Peringatan ini mengungkapkan "penyesalan mendalam", kata yang digunakan oleh ayah Kaisar Naruhito, Kaisar Akihito setiap tahunnya sejak tahun 2015 lalu.

Tak seperti ayahnya, Kaisar Naruhito adalah kaisar Jepang pertama yang lahir setelah berakhirnya Perang Dunia II.

"Mengenang kembali tahun-tahun damai yang panjang setelah perang, kemudian merenungkan masa lalu kita, dan akhirnya muncul perasaan penyesalan yang dalam (karena perbuatan saat perang), saya sungguh berharap bahwa kehancuran perang tidak akan pernah terulang," ujar Kaisar Naruhito yang baru menerima tahtanya Mei lalu, di depan altar yang dipenuhi bunga Krisan kuning.

Perdana Menteri Shinzo Abe yang juga hadir dalam upacara tersebut bersumpah untuk tidak mengulangi tragedi perang di acara itu, lalu mengatakan bahwa Jepang sangat "mengingat pelajaran sejarah," tetapi tanpa menyebutkan tindak agresi masa lalu Jepang terhadap negara-negara di Asia seperti tahun-tahun sebelumnya sejak menjabat pada 2012.

Upacara ini dihadiri oleh sekiranya 5.000 orang pada siang hari untuk mengenang sekitar 2,3 juta personel perang dan 800.000 ribu warga sipil yang tewas dalam perang, termasuk yang tewas dalam insiden bom Hiroshima dan Nagasaki, penyerangan udara, dan pertempuran di Okinawa. Delapan puluh persen orang yang hadir adalah orang-orang yang berusia di 70 ke atas.

 

Source: Japan Today, National Public Radio