Semenanjung Ise-Shima terbagi menjadi tiga area, yaitu Ise, Shima, dan Toba. Wilayah Ise menjadi yang paling populer dengan Kuil Ise Jingu sebagai destinasi unggulan. Kuil Ise Jingu dibagi menjadi area bagian dalam dan bagian luar. Di bagian dalam atau Kotai Jingu, terdapat bangunan utama yang menjadi tempat pemujaan Dewi Amaterasu. Berdiri sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu, kamu perlu menaiki tangga selama 60 hingga 90 menit dari Uji Bridge sampai ke bangunan utama. Setelahnya, pengunjung biasanya akan melakukan tradisi menyucikan diri di Sungai Isuzugawa. Sesampainya di bangunan utama, kamu bisa berkeliling untuk mengamati, namun kamu tidak bisa mengabadikannya karena dilarang mengambil foto.
Sebelum sampai ke Kotai Jingu, umumnya pengunjung akan diajak mengunjungi Toyouke Daijingu terlebih dahulu di bagian luar. Bagian ini ditujukan untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Toyouke sebagai dewa pelindung makanan, rumah, dan baju. Konon, Dewa Toyouke menjadi penyedia makanan untuk Dewi Amaterasu. Toyouke Daijingu sudah berdiri lebih dari 1.500 tahun yang lalu, tepatnya 500 tahun setelah Kotai Jingu berdiri. Di area ini ada Sengukan Museum yang dibangun tahun 2012. Ada banyak catatan sejarah dan replika Kotai Jingu. Untuk masuk ke museum ini, kamu perlu membeli tiket seharta 300 yen. Namun jika hanya ingin mengunjungi Kotai Jingu dan Toyouke Daijingu, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya.
Di dekat Ise Jingu, terdapat penginapan kuno bernama Hinjitsukan. Dulunya penginapan ini dipakai untuk tempat tinggal sementara tamu penting yang akan berkunjung ke Ise Jingu. Keluarga Kekaisaran menjadi tamu pertama yang menginap. Bangunan Hinjitsukan didominasi bergaya Jepang tradisional, namun tetap ada sentuhan dari gaya barat. Karya pelukis terkenal Sashu Nakamura memenuhi lantai satu, menceritakan tentang sejarah kota Futami.
Tak jauh dari Ise Jingu dan Hinjitsukan, terdapat dua batu suci yang dihubungan dengan tali shimenawa. Batu bernama Meoto Iwa ini konon katanya menjadi simbol perjodohan. Batu yang besar dianggap melambangkan suami, sementara batu yang kecil dianggap melambangkan istri.
Ketika berada di Semenanjung Ise-Shima, jangan lupa mengunjungi Kota Ousatsu yang ada di wilayah Toba. Kamu akan bertemu dengan banyak Ama, penyelam perempuan andalan Mie. Para Ama menyelam di laut dekat pesisir dengan mengenakan masker dan menangkap ikan abalon berkualitas tinggi. Mereka menyelam tidak jauh dari rumah untuk membantu perekonomian keluarga, sementara para pria pergi melaut dengan kapal. Di sana, kamu bisa mampir ke Ama Culture Museum dan Ama-goya. Kamu akan bertemu para Ama dan mendengarkan langsung petualangan mereka sembari menikmati lezatnya ragam masakan ikan abalon.