YouTube Red telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penggemar musik-musik Jepang di Amerika, kala program baru ini mengharuskan para user-nya membayar terlebih dulu untuk menikmati berbagai konten dan layanan yang ditawarkannya. Untuk Jepang yang sangat ketat mengurus hak cipta, mencegah pembajakan, dan masih mengandalkan penjualan CD di industri musiknya, YouTube Red yang 'memaksa' mereka untuk setuju kalau masih ingin memperoleh keuntungan dan memungkinkan konten mereka diakses ini merepotkan, karena Jepang belum mengenal kebijakan menonton offline dan pengunduhan yang ditawarkan YouTube Red, hingga akan kian sulit bagi mereka untuk mengontrol hak cipta dan pelanggaran yang mungkin timbul dari para penikmat produk-produk mereka melalui layanan tersebut.
Meski YouTube mengklaim sudah 99% kreator yang setuju untuk bergabung dengan YouTube Red, nyatanya banyak perusahaan musik Jepang yang masih tergolong dalam 1% sisanya hingga konten-konten mereka diblokir di Amerika.
Yang masih diblok hingga sekarang:
- Nippon Columbia (J-pop, rock)
- Sony Music Japan (J-pop, rock, visual kei)
- AKS (AKB48 dan para sister group-nya, kecuali NMB48)
- Up-Front/zetima (grup-grup Hello!Project)
- Pony Canyon (idol group, J-pop)
- P-Vine (J-pop, blues, jazz, punk)
- Teichiku (enka, kayokyoku)
- Danger Crue (J-rock, visual kei)
- Stardust (J-pop, termasuk Momoiro Clover Z)
- Dreamusic (J-pop)
- Zankyo Record (J-pop, rock, jazz)
- Dir En Grey (dan kemungkinan band-band lain yang di bawah Free Will)
Yang tidak diblok:
- Avex (J-pop, rock)
- Universal Music Japan
- TOY'S FACTORY (Idol, J-pop, termasuk BABYMETAL)
- A-Sketch (J-rock, termasuk ONE OK ROCK)
- HIP LAND MUSIC
Kabar buruknya lagi, YouTube Red juga turut menarget label-label tanpa hak cipta seperti Hatsune Miku Channel Sega yang menaungi musik-musik Vocaloid yang dimiliki oleh Incstoenter. Untuk komunitas Vocaloid yang begitu mengandalkan konten-konten buatan para penggemarnya, hal ini sangat merugikan bagi para anggota komunitas Vocaloid yang berbasis di Amerika. Banyak dari mereka yang berniat untuk pindah ke situs berbagi video Jepang, Niconico Douga, dan bagi banyak kreator, kebijakan ini bisa membuat viewership mereka anjlok secara serius.
Meski sementara ini hanya terjadi di Amerika, Google rupanya sudah berencana untuk memperluas layanan YouTube Red ini ke pasar internasional mulai tahun 2016. Dan, mungkin tinggal tunggu waktu hingga kita juga harus merogoh kocek lebih dulu untuk bisa menyaksikan video-video Vocaloid dan musisi-musisi Jepang lainnya yang kita sukai.