Berita Jepang | Japanesestation.com

Beras telah dibudidayakan selama lebih dari 2.000 tahun di Jepang, dan telah lama menjadi makanan yang disediakan untuk para prajurit dan bangsawan. Tetapi, beras baru mulai dikonsumsi oleh mayoritas penduduk dari abad ketujuh belas dan seterusnya, dan tidak menjadi makanan pokok Jepang sampai awal abad kedua puluh. Namun, berbagai kegunaannya menjadikannya makanan utama peradaban Jepang.

Pajak yang Harus Dibayar

Beras Jepang
Beras Jepang (favy-jp.com)

Di masa lalu, para petani menanam padi untuk membayar pajak prajurit, dan mereka makan biji-bijian. Sejak Zaman Edo (1603-1868), penanaman padi meroket, dan seiring panen semakin melimpah, para petani dan rakyat biasa dapat menambahkan sedikit nasi untuk makanan mereka.

Kelangkaan ini telah menjadikan beras sebagai sesuatu yang penting dalam budaya Jepang dan masih menjadi kekuatan khusus hingga hari ini. Beras digunakan secara luas dalam upacara keagamaan. Orang Jepang, sekali sehari sebelum makan, biasa meletakkan beberapa butir beras di piring dan memberikan persembahan kepada leluhur mereka dengan meletakkannya di altar rumah, sebagai tanda terima kasih. Jadi, mereka percaya bahwa roh membagikan nasi dengan leluhur mereka.

Konsumsi yang Berkurang

Nasi Jepang
Nasi Jepang (livejapan.com)

Sejak akhir 1960-an, produksi beras di Jepang telah diatur secara ketat dan disubsidi dengan murah hati oleh pemerintah Jepang. Hampir seluruhnya dijual di pasar domestik. Tapi liku-liku sejarah dan perubahan gaya hidup penduduk Jepang telah mengakibatkan penurunan konsumsi beras hingga lebih dari 50% dalam 40 tahun. Menurut penelitian terbaru, orang Jepang adalah konsumen beras terbesar ke-50, dengan rata-rata harian hanya 119 gram per penduduk.

Beras dalam Bahasa Jepang

Nasi Jepang
Nasi Jepang (thespruceeats.com)

Dalam bahasa Jepang, tiga kata berbeda mengacu pada nasi. ‘Ine’ (稲) bila ditanam di sawah, ‘o-kome’ お米 untuk padi yang dipanen, dan terakhir ‘gohan’ (ご飯) (atau meshi) untuk nasi yang dikonsumsi. Nasi sangat penting di Jepang sehingga kata gohan juga berarti makan. Menambahkan arti kata pagi, siang dan malam (asa, hiru, ban) sebelum ‘gohan’ berarti sarapan, makan siang dan makan malam.

Beberapa orang Jepang akan bilang bahwa mereka tidak merasa seperti sedang atau sudah makan makanan sungguhan jika tidak ada nasi. Di beberapa kuil Buddha, nasi diharuskan menjadi bagian dari sarapan para biksu.

Variasi Beras yang Berbeda

Nasi Jepang
Nasi Jepang (tsunagujapan.com)

Beras Jepang (nama ilmiahnya oryza sativa japonica) adalah variasi beras berbiji bulat. Ini dibagi menjadi dua kategori besar, koshihikari dan sasanishiki, tumbuh di berbagai bagian Jepang. Variasi beras uruchi, dengan butiran yang lebih panjang, digunakan untuk membuat sushi. Ada lebih dari seratus jenis beras di Jepang.

Hidangan Nasi di Jepang

asal usul nasi kare Jepang japanesestation.com
Nasi kare Jepang (livejapan.com)

Orang Jepang kebanyakan mengonsumsi nasi putih (hakumai), dan kadang beras merah (genmai). Genmai memiliki tekstur yang lebih kenyal dan memiliki nilai gizi yang lebih tinggi berkat serat, vitamin, dan mineral yang dikandungnya. Orang Jepang makan nasi polos dan tanpa bumbu, karena disajikan sebagai pendamping berbagai hidangan lain yang merupakan makanan tradisional Jepang, seperti sayuran, ikan atau daging, dan sup.

Namun, ada juga berbagai hidangan Jepang yang merupakan campuran nasi dengan berbagai bahan lain. Dicampur dengan sayuran misalnya, disebut maze gohan. Disajikan bersama saus kari, menjadi nasi kari yang sangat populer, kare raisu. Digoreng bersama dengan telur, sayur, dan daging, dikenal dengan chahan.

Seni Makan Nasi di Jepang

etika makan
Etika makan di Jepang (pakutaso.com)

Ada aturan atau etika makan penting yang harus kamu ketahui, yaitu jangan tuangkan kecap ke dalam nasi ketika makan di Jepang! Kamu akan mendapatkan tatapan sinis dan aneh dari orang-orang. Orang Jepang menemukan rasa yang lembut pada nasi, yang sulit dimengerti oleh orang asing. Dan saat kamu makan sushi, sekali lagi, celupkan ikannya ke kecap asin, bukan nasinya!