Berita Jepang | Japanesestation.com

Di Jepang, belajar bukanlah hal yang mudah bagi siswa. Bahkan sepulang sekolah, mereka masih perlu melanjutkan ke sekolah lain untuk menambah pengetahuan tentang pelajaran mereka. Inilah yang disebut cram school, atau yang juga dikenal sebagai gakushu juku. “Gakushu” berarti “belajar” dan “juku” berarti “sekolah”. Ini bukan hanya sekolah biasa, tetapi sekolah swasta dimana orang tua harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pendidikan elit, seperti les atau bimbel.

Dikatakan bahwa beberapa orang tua di Jepang bekerja ekstra dan melakukan pekerjaan sampingan hanya agar mereka dapat mengirim anak-anak mereka ke gakushu juku.

Kenapa Harus Mengikuti Gakushu Juku?

Ujian
Ilustrasi Ujian (jpninfo.com)

Di Jepang, pendidikan wajib meliputi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Saat memasuki sekolah, banyak sekolah di Jepang mengadakan ujian masuk untuk para calon siswa, terutama sekolah swasta. Namun persentase anak yang mengikuti ujian berbeda di setiap kota, misalnya di Tokyo, 25% anak mengikuti ujian masuk sekolah. Sekolah-sekolah ini mencari anak-anak dengan nilai terbaik, jadi tidak semua anak bisa masuk. Karena ujian ini sangat sulit, sebagian besar anak mempersiapkan diri dengan pergi ke gakushu juku. Pada akhirnya, hanya sedikit lebih dari 10% dari mereka yang berhasil.

75% anak-anak Jepang tidak mengikuti ujian dan memilih masuk sekolah negeri. Pendidikan wajib berlangsung selama sembilan tahun dan berakhir di sekolah menengah pertama. Namun, persentase anak-anak Jepang yang melanjutkan ke SMA adalah 97% atau 98%, tergantung pada wilayahnya. Setelah itu, ada universitas. Perbedaan Jepang dengan negara lain adalah masuk universitas itu sangat sulit. Namun, setelah itu, tidak terlalu sulit untuk lulus.

Zaman Dulu

Ruang Kelas
Ruang kelas (kokoro-jp.com)

Kembali ke era Meiji, di mana hanya sedikit orang yang mengerti bahasa Inggris. Ada seorang pria yang sangat pandai dalam belajar sehingga dia bisa menghafal semua kata dalam kamus bahasa Inggris. Itu adalah sebuah kesuksesan besar baginya, sehingga dia seringkali mencoba menghafal kata-kata dengan cara memakan setiap halaman buku, berharap dengan cara ini dia dapat mengingatnya selamanya.

Dedikasi yang ekstrim untuk belajar dimulai sejak saat itu. Dengan tahun-tahun mendatang, perubahan terjadi yang mengakibatkan sulitnya ujian masuk ke universitas. Sebagai cara untuk mengatasi dan mempersiapkan diri, orang tua ingin anak-anak mereka belajar lebih giat dan dengan demikian muncullah gakushu juku.

Zaman Sekarang

Ruang Kelas
Ruang kelas (kokoro-jp.com)

Gakushu juku terdiri dari dua jenis, yaitu akademik dan non-akademik. Gakushu juku akademik utamanya diikuti oleh anak-anak usia prasekolah hingga SMA. Namun, keterampilan pendidikan siswa berbeda-beda. Ada contoh ketika beberapa siswa gagal dalam ujian masuk, bahkan setelah mengikuti juku. Siswa-siswa ini akan diberikan waktu satu tahun untuk belajar sebelum mengikuti ujian pengulangan. Sedangkan gakushu juku non-akademik berfokus pada kegiatan non akademik seperti kelas seni, musik, olah raga dan sejenisnya.

Apa Perbedaan Antara Guru Sekolah Biasa dan Guru Bimbel?

Belajar
Ilustrasi belajar (kokoro-jp.com)

Sejujurnya, bagi guru sekolah, bagian mengajar dari tugas mereka secara bertahap menjadi lebih kecil. Tentu saja, ada kelas, dan para guru melakukan yang terbaik untuk mengajar anak-anak. Tapi, mereka tidak bisa mempersiapkan setiap anak-anak untuk ujian masuk. Selain itu, mereka juga sangat sibuk dengan tugas selain mengajar. Mereka tidak punya waktu untuk menjawab pertanyaan atau mengurus siswanya di luar kelas. Tetapi guru sekolah bimbel bisa melakukan itu, dan dapat lebih fokus pada pelajaran anak.

Lantas, tugas apa yang menyibukkan guru sekolah biasa? Hal-hal seperti “pedoman kehidupan sehari-hari”, misalnya, mengecek apakah siswanya berpakaian pantas atau tidak melanggar aturan. Mereka juga disibukkan dengan membimbing kegiatan klub. Di Jepang, setelah kelas usai, siswa berpartisipasi dalam klub olahraga dan budaya selama beberapa jam setiap hari, dan setiap klub memiliki guru pembimbing yang ditugaskan. Guru sekolah juga melakukan banyak administrasi tugas, dan masih banyak lainnya. Mereka sering bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam, dan kekurangan waktu untuk lebih terlibat dalam mengajar.

belajar di sekolah
Ilustrasi siswa belajar di sekolah (gogonihon.com)

Masalah lainnya, orang tua cenderung mengandalkan guru mereka dalam segala hal. Beberapa dari mereka akan menelepon guru jika anak mereka tidak bisa bangun di pagi hari. Kedengarannya gila, tetapi itu benar. Beberapa dari mereka juga akan meminta Bantuan guru jika mereka tidak dapat menemukan anaknya di malam hari. Di Jepang, jika anak membuat masalah, guru juga dianggap bertanggung jawab. Jika anak ketahuan membuat masalah, orang tua mereka memang akan dipanggil, tetapi guru mereka juga akan ikut dipanggil.

Sumber: Japan Info, Kokoro Media