Mengurus anak memang tidak mudah. Coba lihat deh di sekeliling kita saat jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat umum lainnya. Pasti ada saja orang tua yang kerepotan mengurus anaknya yang rewel dan mengamuk. Bahkan, kadang ada anak-anak yang mengamuknya sangat parah sampai-sampai mendadak duduk di lantai, berguling dan menjeri-jerit di depan umum, membuat orang tuanya bingung. Namun, di Jepang, pemandangan ini tidak terlalu sering terlihat, meski tetap ada. Nah, apa rahasia orang Jepang dalam mengontrol anak mereka? Bagaimana cara orang tua Jepang mengajarkan disiplin kepada anak-anak jika mereka bandel? Mari kita telusuri.
Mendisiplinkan Anak Secara Privat
Dalam artikel yang ditulis oleh Kate Lewis di situs Savvy Tokyo, ia menyebutkan bahwa ia hampir tidak pernah melihat seorang anak didisiplinkan oleh orang tuanya. Ternyata hal ini ada alasannya. Suatu hari, ia sempat melihat seorang anak yang mulai rewel. Di saat itulah, sang ayah membuat seluruh anggota keluarganya turun dari kereta itu. Dan setelah pintu kereta terutup, terlihat sang ayah membawa anaknya ke sebuah platform kereta kosong dan mulai menasihatinya di tempat itu tanpa terlihat banyak orang.
Ya, hampir semua orang tua di Jepang memilih untuk menunggu dan mencari tempat privat sebelum menasihati anaknya. Jika kamu benar-benar memperhatikan, kamu bisa melihat orang tua menasihati anak mereka di belakang pilar stasiun kereta, pojok taman, atau membawa anak mereka kembali ke mobil dan menasihatinya di sana.
Tidak hanya mempertahankan pride anak, mendisiplinkan secara privat juga memperlihatkan pride sebagai orang tua. Dalam bahasa Jepang, disciplin disebut shitsuke yang bisa berarti “melatih.” Karena itu, orang tua diharapkan dapat melatih anak mereka dalam bersikap. Selain itu, konsultasi privat antar anak dan orang tua sepertinya bakal lebih efektif kan dibanding memarahi anak di tempat umum?
Hukum Kelakuannya, Bukan Anak
Namun, tetap saja ada orang tua Jepang yang mendisiplinkan anak mereka dengan cara yang ekstrem. Salah satu keluarga di Jepang pernah masuk ke headline media internasional saat anak mereka yang berusia 7 tahun hilang setelah mereka menurunkannya dari mobil dan meninggalkannya di Hokkaido sebagai hukuman karena nakal. Saat mereka kembali beberapa menit kemudian, sang anak menghilang (akhirnya anak ini ditemukan beberapa hari kemudian). Ini tentu saja kurang baik, beberapa psikolog anak pun mengatakan begitu, bahwa yang harus dihukum adalah kelakuan mereka, bukan anak itu sendiri.
Membiasakan Anak Mengikuti “Kelakuan Baik”
Selain menasihati secara privat, guru dan orang tua di Jepang juga terlihat mengajarkan anak-anak untuk berlaku baik dengan membuat anak terbiasa untuk berkelakuan baik dan sopan dengan kegiatan tertentu. Misalnya, sejak duduk di taman kanak-kanak, semua anak dibiasakan untuk mengikuti jadwal ketat, mengulang lagu-lagu, permainan, dan kelakuan sopan yang sama seperti menaruh sepatu di tempatnya dengan rapih dan duduk dengan baik hingga hal-hal sederhana itu menjadi hal yang biasa dilakukan bagi mereka.
Mungkin cara orang tua Jepang mengajarkan disiplin kepada anak mereka bisa dicontoh para orang tua di Indonesia nih.