Legenda Baku "Hewan Pemakan Mimpi" di Jepang
Ketika seorang anak di Jepang terbangun gemetar dari mimpi buruk, dia tahu apa yang harus dilakukan. Memeluk wajahnya di bantal, dia berbisik tiga kali. "Baku-san, datang makan mimpi saya." Jika permintaannya dikabulkan, baku yang mengerikan akan datang ke kamarnya dan menghisap mimpi buruk hingga lenyap. Tapi baku tidak dapat dipanggil tanpa kehati-hatian. Sesosok baku yang terlalu lapar mungkin tidak kenyang dengan sebuah mimpi saja, dan mungkin akan menghisap juga harapan dan ambisi anak itu, meninggalkannya dalam keadaan kosong. Apa itu Baku? Baku adalah chimera klasik; tubuh seekor beruang, hidung seekor gajah, kaki seekor harimau, ekor seekor lembu, dan mata seekor badak. Sebuah legenda mengatakan bahwa ketika para dewa selesai menciptakan binatang, mereka mengambil sisa-sisa yang tergeletak dan menempelkan semua bagian itu untuk membuat baku. Menurut legenda Jepang, baku adalah pemakan mimpi buruk. Mereka adalah tokoh talisman, dimana orang-orang berdoa pada malam hari padanya untuk datang dan mengisap mimpi buruk sehingga mereka tidak bisa dilihat lagi. Tetapi ada sisi gelap untuk baku tersebut; beberapa orang mengatakan bahwa baku memakan semua mimpi, tidak hanya mimpi buruk. Ini termasuk mimpi aspirasi, mimpi masa depan Anda, dan mimpi harapan. Apakah Baku itu nyata / benar-benar ada? Baku menyerupai tapir Asia yang diberi sentuhan gaya. Dan pada kenyataannya, dalam bahasa Jepang mereka berbagi nama dan kanji yang sama (貘). Baku tidak sendirian dalam hal ini; kata kirin ternyata tidak hanya merupakan bahasa Jepang untuk jerapah tetapi juga raksasa dalam mitos Cina. Apa yang datang pertama - legenda atau binatang - tersembunyi di masa lalu, dengan tidak ada kesepakatan yang kuat di kedua sisi. Banyak yang mengatakan bahwa keduanya tidak berhubungan, dan bahwa penampilan serupa adalah murni kebetulan, dengan hewan itu diberi nama yang sama dengan legenda tersebut. Ada yang bilang beberapa pelaut yang gemar bertualang pergi ke Malaysia, dan kembali dengan cerita-cerita dari makhluk raksasa yang diubah oleh legenda. Apapun itu, dalam bukunya Ancient Chinese Gods and Beasts yang menyebutkan bahwa legenda itu telah sangat tua, profesor dari Kyoto University Hayashi Minao menunjukkan perlengkapan perunggu kuno dan artefak lainnya yang terpatri gambar dari mitos baku. Dia mendalilkan bahwa makhluk seperti tapir Asia mungkin telah ada di Cina sejak lama, tapi telah lama pula punah. Baku sering disalahartikan dengan hewan legendaris Cina lainnya, hakutaku (disebut ze bai dalam bahasa Cina). Bahkan, di kuil Gobyakukan-ji di Tokyo, ada sebuah patung yang disebut Baku King, yang sebenarnya adalah patung hakutaku. Apakah Baku itu Termasuk Yokai ? Sebuah pertanyaan yang rumit, hal itu tergantung pada seberapa luas definisi Anda tentang yokai. Ini bukan yokai dalam arti makhluk fantasi seperti nure onago atau bakeneko. Ini lebih merupakan hewan suci, lebih dikaitkan dengan dewa-dewa dibanding monster. Mizuki Shigeru menggunakan definisi yokai seluas yang dimungkinkan, yang berarti sesuatu yang misterius mulai dari Bigfoot hingga hujan katak, dimana baku pasti memenuhi syarat. Sejarah dan Legenda Baku Seperti banyak makhluk folklor, baku telah berubah selama berabad-abad. Dalam legenda Cina tertua, baku diburu untuk bulu mereka. Dikatakan bahwa menggunakan selimut yang terbuat dari baku merupakan sebuah jimat melawan penyakit dan kebencian roh-roh jahat. Karena kurangnya bulu baku yang tersedia, hal ini akhirnya berubah menjadi dimana menaruh sebuah gambar baku di kasur akan memberikan perlindungan yang sama. Selama dinasti Tang (618-907), kelambu lipat yang dihiasi dengan gambar baku adalah barang populer. Entah bagaimana, legenda baku itu dikirimkan ke Jepang, di mana binatang itu menjadi terkait dengan memakan mimpi yang dikenal hingga saat ini. Buku dari periode Tang yang berjudul Torokuten (Enam Cerita dari Dinasti Tang) juga bercerita tentang seekor hewan suci yang disebut bakuki yang memakan mimpi, dan kemungkinannya adalah bahwa keduanya digabungkan menjadi sebuah legenda tunggal. Legenda baku sebagai pemakan mimpi menjadi konsisten sejak diadopsi oleh Jepang. Ada berbagai cara untuk memanggil baku. Di Fukushima dikatakan bahwa jika, setelah terbangun dari mimpi buruk, Anda mengatakan "Aku memberikan mimpi ini kepada baku," maka mimpi itu tidak akan pernah menyulitkan Anda lagi. Di prefektur lain, Anda mengulangi "Baku-san, makanlah mimpi saya" tiga kali berturut-turut untuk memanggil baku untuk datang dan memakan mimpi buruk Anda. Selama periode Muromachi (1337-1573) di Jepang, menjadi populer bagi orang-orang yang tengah sekarat untuk memegang gambar dari baku sebagai jimat melawan roh-roh jahat. Mereka juga menjadi terkait dengan fantasi Treasure Galley, dimana seringkali layarkan diberi gambar baku. Selama periode Edo (1603-1868), bantal-bantal dijual dalam bentuk baku, dikatakan untuk melindungi tidur dari mimpi buruk. Baku di Jepang Modern Sementara banyak yokai dan makhluk legendaris telah memudar hingga mereka hanya hidup dalam memori akademisi dan seniman komik, baku masih menjadi sebuah tokoh populer di Jepang modern. Baku muncul dalam banyak animasi modern dan buku-buku komik, meskipun dalam penampilan mereka terlihat menjadi makin mirip dengan tapir sebenarnya, dan semakin jauh dari folklor chimera.