Berita Jepang | Japanesestation.com

Masih ingat dengan Kojiki, kitab catatan sejarah Jepang yang paling tua? Salah satu isi catatan tersebut menceritkan tentang pertempuran Susano-o dengan sosok makhluk legenda bernama Yamata no Orochi, yang terjadi di zaman pra-sejarah. Yamata no Orochi sendiri merupakan ular raksasa yang memiliki delapan kepala dan delapan ekor, serta mata dan perut berwarna merah cerah. Pohon cemara tumbuh di atas punggung, dan tubuhnya yang besar ditutupi dengan lumut, bahkan saking besarnya hingga dapat menutupi delapan lembah dan delapan bukit

Dalam catata tersebut diceritakan bahwa Susano-o dibuang dari surga dan turun ke bumi di Gunung Torikama dekat Sungai Hi di prefektur Izumo, di mana ia menemukan sepasang dewa tua bernama Ashinazuchi dan Tenazuchi yang sedang menangis. Ketika Susano-o bertanya mengapa mereka menangis, kedua dewa itu menjelaskan bahwa mereka pernah memiliki delapan putri, tetapi setiap tahun, ular berkepala delapan dan berekor delapan, Yamata no Orochi, selalu meminta satu sebagai korbannya. Ketika itu, putri kedelapan sekaligus terakhir mereka, Kushinada hime akan menjadi korban dari Yamata no Orochi yang berikutnya.

Susano-o menjelaskan bahwa dia adalah kakak tertua dari dewi matahari Amaterasu, dan menawarkan untuk membunuh binatang itu dengan imbalan membawa dan menikahi Kushinada hime. Pasangan itupun setuju, dan Susanoo memluai rencana untuk mengalahkan Yamata no Orochi dengan mengubah Kushinada hime menjadi sisir yang dia taruh di rambutnya dan kemudian menyuruh Ashinazuchi dan Tenazuchi membangun pagar besar dengan delapan gerbang yang ditaruh tong berisi sake.

Ketika Yamata no Orochi muncul, ular besar itu merayap ke pagar dan mencelupkan kedelapan kepalanya ke dalam tong dan meminum sake-nya. Makhluk itupun tertidur dan Susano-o menggunakan kesempatan tersebut untuk mengiris binatang raksasa itu menjadi potongan-potongan kecil dengan pedangnya. Ketika Susanoo memotong ekor keempat Yamata no Orochi, pedangnya hancur berkeping-keping, namun Susano-o menemukan sebuah katana legendaris, Kusanagi no Tsurugi. Pembantaian yang begitu hebat itu bahkan dikabarkan hingga membuat Sungai Hi berubah menjadi merah karena dialiri darah.

Susano-o akhirnya menawarkan Kusanagi sebagai hadiah untuk saudara perempuannya, Amaterasu, dan diizinkan untuk kembali ke surga. Pedang tersebut lalu diturunkan secara turun-temurun kepada kaisar Jepang, dan saat ini, pedang yang berasal dari ekor Yamata no Orochi itu konon dijaga di Kuil Atsuta di Nagoya sebagai satu dari tiga benda pusaka keramat bersama dengam cermin Yata no Kagami dan permata Yasakani no Magatama.

  (Featured Image : wikipedia.org)