Berita Jepang | Japanesestation.com

Kehidupan dalam kamp

kamp interniran jepang perang dunia 2 japanesestation.com
Lily Namimoto, seorang guru dan siswa kelas 2 yang diampunya. (wikipedia.org)

Di kamp interniran ini, empat atau lima keluarga dengan pakaian dan harta benda seadanya berbagi tempat tinggal di barak ala militer. Mayoritas dari mereka harus hidup dalam kondisi seperti ini sedikitnya 3 tahun atau lebih hingga perang berakhir. Perlahan, isolasi dan partisi tipis ditambahkan ke barak untuk membuatnya sedikit lebih nyaman dan pribadi. Sosialisasi rutin seperti sekolah mungkin tak terlalu terpengaruh, namun, makan di fasilitas umum, penggunaan toilet bersama, dan memiliki kesempatan terbatas untuk bekerja mengganggu pola sosial dan budaya. Namun, para “tahanan” ini tak bisa melakukan apa-apa karena  orang-orang yang melawan dikirim ke kamp khusus di Tule Lake, California, di mana para pembangkang ditempatkan.

Pada tahun 1943 dan 1944, pemerintah AS mengumpulkan unit tempur penduduk Jepang-Amerika untuk Eropa, menjadi Tim Tempur Resimen 442 dalam Perang Dunia II. Catatan militer mereka ini menunjukkan patriotisme mereka.

Akhir kamp interniran

kamp interniran jepang perang dunia 2 japanesestation.com
Presiden Ronald Reagan menandatangani Civil Liberties Act of 1988 pada Agustus 1988. (wikipedia.org)

Semakin dekat dengan akhir Perang Dunia II, kamp interniran Jepang ini perlahan mulai dievakuasi. Sementara beberapa keturunan Jepang mulai kembali ke rumahnya masing-masing, ada beberapa dari emreka yang mencari lingkungan baru. Misalnya saja, komunitas Jepang-Amerika dari Tacoma, Washington, dikirim ke 3 kamp interniran, namun hanya 30% yang kembali ke Tacoma setelah perang. Orang Jepang-Amerika dari Fresno yang diberangkatkan ke Manzanar juga hanya 80% yang kembali ke Fresno.

Kamp interniran keturunan Jepang pada Perang Dunia II ini menimbulkan adanya debat politik dan konstitusional. Pada periode ini, 3 penduduk keturunan Jepang sempat menantang konstitusionalitas perintah relokasi dan jam malam melalui tindakan hukum. Mereka adalah Gordon Hirabayashi, Fred Korematsu, dan Mitsuye Endo. Hirabayashi dan Korematsu menerima penilaian negatif, namun Mitsuye Endo, akhirnya bertekad untuk "setia" dan diizinkan untuk meninggalkan fasilitas Topaz, Utah.

Kamp interniran keturunan Jepang terakhir ditutup pada tahun 1946 dan Presiden Gerald Ford mencabut Perintah Eksekutif 9066 secara resmi pada tahun 1976.

Pada tahun 1988, Kongres disahkan dan Presiden Reagan menandatangani Undang-Undang Publik 100-383 yang mengakui ketidakadilan penahanan dan meminta maaf untuk itu. Ia juga memberikan uang tunai sebesar 20.000 dolar Amerika kepada setiap orang yang ditahan.

Kamp interniran bagi penduduk Amerika keturunan Jepang ini memang telah berakhir. Namun, terkadang masalahnya kembali disinggung saat mendekati peringatan insiden Pearl Harbor lho.

Sumber:

History

National Archives