Ketika kita memikirkan seniman pengrajin Jepang, seringkali gambar pertama yang muncul di benak kita mungkin adalah pembuat kaca, keramik, dan katana, tetapi seniman permen? Ternyata, sejumlah kecil orang yang sangat terampil terlibat dalam seni amezaiku, atau seni permen tradisional Jepang. Shinri Tezuka, pemilik toko permen tradisional bernama Ameshin, adalah salah satu dari seniman amezaiku yang membawa tradisi yang sudah ada sejak 800 tahun lalu ini.
Amezaiku (飴細工) adalah seni permen tradisional Jepang yang menggunakan permen mizuame. Bahan dasar dari mizuame adalah campuran gula, sari pati, dan air, yang disiapkan terlebih dahulu dan disimpan pada suhu yang stabil untuk menjaga tekstur dan penampilannya.
Seniman amezaiku akan mengambil mizuame yang masih panas dan kemudian membentuknya dengan menggunakan tangan dan alat lain seperti penjepit dan gunting, seperti memahat bentuk seni yang indah. Setelah itu mereka akan mewarnai pahatan permen mereka dengan pewarna yang dapat dimakan untuk membuat karya mereka tampak lebih hidup.
Hewan dan serangga adalah bentuk amezaiku yang paling umum dibuat untuk menarik perhatian anak-anak. DI zaman dulu, beberapa seniman amezaiku juga merupakan seniman jalanan yang melakukan trik sulap dan bercerita bersamaan dengan hiburan kerajinan seni permen mereka.
Karena seniman amezaiku harus membentuk permen selagi mizuame masih panas, mereka hanya punya waktu beberapa menit untuk menyelesaikan suatu karya sebelum adonannya mengeras, dan ini merupakan tantangan sebenarnya dari amezaiku. Bagaimana membentuk sesuatu dari yang awalnya hanya gumpalan menjadi karya seni yang indah dalam sekejap waktu adalah hal yang juga membuat amezaiku begitu menarik untuk ditonton.
Ketika ditanya apakah ia membuat amezaiku lain yang mirip dengan bentuk aslinya, seperti bunga atau tanaman, Tezuka segera menggelengkan kepalanya. “Bunga memang indah, tapi cukup sederhana jika dibandingkan dengan binatang.” Jawabnya.
Bentuk tumbuhan dan benda dapat dibuat dengan mesin, tetapi bentuk hewan memiliki karakter yang unik, dan hanya dapat diukir oleh tangan manusia. Mengingat medianya sendiri adalah cairan bertekstur glossy dengan transparansi yang menyerupai kehidupan akuatik, Tezuka mengatakan bahwa ia lebih suka membuat makhluk yang berhubungan dengan air, seperti ikan dan katak. Sama seperti setiap hewan yang unik, demikian juga setiap bagian seni buatan tangan, Tezuka juga suka mengubah pose dan karakteristik lainnya dari karyanya untuk mencerminkan ciri khasnya.
Untuk membantu melestarikan dan melanjutkan seni amezaiku, Tezuka saat ini mengajarkan keahliannya kepada delapan orang lainnya agar tekniknya dapat dipertahankan dan diwariskan. Dikatakan bahwa tidak ada buku atau panduan tentang bagaimana tepatnya membentuk amezaiku, melainkan hal ini harus diajarkan secara langsung dan disempurnakan dengan banyak latihan selama bertahun-tahun.
Sumber: Live Japan, Wikipedia