Berita Jepang | Japanesestation.com

Seni tidak mengenal batasan geografis. Karya seniman legendaris Jepang, Katsushika Hokusai, dengan lukisan ikoniknya, "Gelombang di Luar Kanagawa", berhasil menghanyutkan dunia pada masanya. Lukisan ini bukan hanya sekadar gambaran keindahan alam, tetapi juga representasi simbolis dari kekuatan alam yang mempesona namun juga mematikan.

Gunung Fuji, yang dalam realitasnya adalah gunung yang kokoh dan besar, diubah menjadi sebuah bukit kecil yang tampak rentan dalam karya megah tersebut. Namun, karya Hokusai mampu memperlihatkan kebesaran dan keindahan alam dengan warna biru intens yang berasal dari penggunaan tinta Biru Prusia. Pigmen asing ini, yang kemungkinan diimpor melalui jalur perdagangan dari Cina, Inggris, atau Jerman, membawa dampak revolusioner bagi seni Jepang dan akhirnya menyentuh Eropa.

"Hokusai" yang dipamerkan di Louvre Museum Abu Dhabi (Getty Images/Giuseppe Cacace)

Pameran retrospektif tentang karya Hokusai, menjadi bukti nyata bagaimana karya seniman ini melampaui batas budaya dan zaman. Pameran tersebut bukan hanya menampilkan cetak kayu ukiyo-e-nya yang tak tertandingi, tetapi juga menggambarkan bagaimana karya-karya tersebut telah menjadi sumber inspirasi bagi seniman-seniman Barat, seperti Claude Monet dan Edgar Degas.

Ketika cetakan-cetakan Jepang pertama kali tiba di Barat setelah politik isolasi Jepang berakhir pada abad ke-19, mereka membawa angin segar bagi seniman-seniman Prancis. Claude Monet, misalnya, dengan cepat terpesona oleh keindahan dan eksperimen Hokusai dalam penggambaran satu subjek dalam puluhan gambar. Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada gaya lukisan Monet, tetapi juga mencakup kehidupan pribadinya, seperti dekorasi rumahnya yang dipengaruhi oleh motif-motif Jepang.

Sementara itu, Edgar Degas menemukan inspirasi dalam manga Hokusai, di mana ribuan sketsa kehidupan sehari-hari di Jepang menginspirasi karya-karyanya tentang wanita di Paris fin-de-siècle. Pengaruh Hokusai terlihat jelas dalam komposisi dua dimensi dan perenungan Degas tentang kehidupan sehari-hari, yang ditampilkan dalam karyanya yang dramatis.

Tidak hanya memengaruhi gaya lukisan dan komposisi, tetapi karya Hokusai juga meningkatkan reputasi seni grafis di Prancis. Para seniman fine arts mulai menghargai pencetakan sebagai medium yang dihormati, dan hal ini tercermin dalam karya-karya Mary Cassatt yang menampilkan sentuhan langsung dari manga Hokusai.

Karya Hokusai tidak hanya menghanyutkan Jepang, tetapi juga dunia. Gelombang yang digambarkan dalam lukisannya tidak hanya merupakan gambaran fisik, tetapi juga representasi kekuatan budaya yang melintasi batas-batas negara dan zaman. Dengan demikian, Hokusai tidak hanya menjadi salah satu tokoh besar seni Jepang, tetapi juga figur ayah dari sebagian besar modernisme Barat, yang membentuk dunia seni yang kita nikmati saat ini.