Para karakter dari video game bersejarah hadir di kehidupan nyata saat para pengemudi Mario Kart sungguhan melakukan balapan di sepanjang jalan terbuka di kawasan hiburan Susukino, Sapporo untuk menyenangkan orang-orang yang lewat.

Tujuh orang pembalap satu demi satu melaju di sepanjang jalanan, meskipun dengan cara yang aman tidak seperti dalam game-nya, yang masing-masing berpakaian sebagai karakter dari seri Nintendo populer, seperti Mario Brothers dan Princess Peach.

Ketika mereka menepi, kerumunan penonton, termasuk para wisatawan asing, mengerumuni mereka untuk mengabadikan adegan yang membuat penasaran tersebut, berfoto dan berjabat tangan.

Proyek Real Mario Kart ini, yang membuat banyak kepala menoleh di jalanan Sapporo, dipelopori oleh Yoshimi Hori (39 tahun), yang menjalankan sebuah toko model kit di Kita Ward di kota tersebut. "Saya memulai hal ini untuk bersenang-senang, tapi saya tidak pernah membayangkan ini akan menarik banyak perhatian," kata Hori. "Saya senang jika kita memainkan peran dalam merevitalisasi Sapporo." Hori memiliki ide ini tiga tahun lalu ketika ia mempelajarinya di suatu acara TV dari seseorang yang mengendarai sebuah kart di kota lain yang mengenakan kostum Mario. Ia membeli sebuah model dari vendor pertama dari kendaraan Taiwan X-Kart di kota itu, yang secara hukum diperbolehkan melaju di jalan umum. Berbalut kostum Mario yang ia buat sendiri, Hori memulai perjalanannya menuju pusat kota. Insiden ini segera menular seperti virus di Twitter dan di tempat lain di Internet, yang menginspirasi beberapa peniru. Masami Kawauchi, seorang warga Higashi Ward di kota tersebut, menjadi tertarik pada kegiatan Hori setelah mempelajari tentang dirinya melalui program TV tahun lalu. Pria berumur 60 tahun itu mengatakan ia sekarang berbagi dua kart bersama istri dan dua anak laki-lakinya dan mereka sering berkeliling dengan kostum Mario, Luigi dan Bowser.

Karena Kawauchi selalu mencintai berbagai kendaraan, impiannya adalah mengendarai sepeda motor di Jepang selama tahun-tahun keemasannya. Namun, ia terpaksa meninggalkan mimpinya setelah mennderita degenerasi spinocerebellar, penyakit berat yang menyebabkan berbagai kondisi seperti kesulitan berjalan, pada tahun 2009. Kawauchi menyerah dalam mengendarai sepeda motor karena semakin sulit baginya untuk menggerakkan kakinya dengan bebas. Namun, ia merasa relatif mudah untuk mengemudikan kart roda empat yang stabil. "Setelah berhenti dari pekerjaan saya karena penyakit ini, saya merasa putus asa. Tapi semua orang senang melihat saya mengemudi kart," kata Kawauchi. "Saya senang menemukan bahwa ada lebih banyak hal yang masih bisa saya lakukan."