Berita Jepang | Japanesestation.com

Dari berbagai macam kebudayaan yang dimiliki setiap negara, pasti saja ada sejumlah di antaranya yang justru oleh para pelakunya sendiri dianggap 'bikin males'. Demikian pula dengan Jepang, di mana berdasarkan survey yang diadakan Yahoo! Japan kepada 200 partisipan berusia 20-30an, 7 budaya berikut ini menurut mereka lebih baik dihilangkan saja.

1. Menuangkan sake untuk orang yang lebih tua dari mereka di perusahaan

7 Budaya Jepang Yang Ingin Dihilangkan Warganya Sendiri
Image Source: indochinatravel.com

Budaya menghormati orang yang lebih tua sangat kental di Jepang, maka di acara minum-minum perusahaan, wajib hukumnya untuk menjaga agar gelas atasan mereka 'tidak pernah kosong'. "Bagaimana bisa ikut menikmati pesta dan berbincang-bincang dengan yang lain kalau harus terus memperhatikan atasan?" keluh salah satu partisipan.

2. Harus tahan-tahan menghadapi 'hiburan' yang melelahkan di pesta minum

Kebiasaan pesta minum di Jepang biasanya disertai dengan gurauan, ledekan, atau memaksa rekan-rekan kerjanya minum, tapi rupanya banyak warga Jepang yang menganggap kebiasaan ini kekanak-kanakan dan justru malah tambah membuat stres sepulang kerja.

3. Memberikan coklat pada rekan kerja karena kewajiban

7 Budaya Jepang Yang Ingin Dihilangkan Warganya Sendiri
Image Source: youtube.com

Terutama kalian yang suka baca manga atau nonton anime shoujo, pasti tahu bahwa pada hari Valentine, ada 2 tipe coklat yang diberikan perempuan Jepang pada lawan jenis: 'honki/honmei choco' yang diberikan bagi laki-laki yang sungguh mereka sayangi, dan 'giri choco' yaitu coklat wajib yang harus diberikan pada SELURUH laki-laki di divisi mereka di kantor. Banyak perempuan Jepang yang menganggap praktik ini menguras tenaga dan hanya membuang-buang waktu saja, dan para pria pun berpendapat bahwa membalas satu-satu pada saat White Day itu sangat merepotkan.

4. Membalas hadiah yang diberikan kepada mereka pada momen-momen spesial

Etika beri-memberi di Jepang rupanya cukup merepotkan. Pada saat pesta pernikahan, misalnya, wajib hukumnya untuk memberikan sejumlah uang pada kedua mempelai. Tapi, ini berarti pasangan tersebut juga wajib untuk membalas budi sang pemberi dengan hadiah yang setara dengan setengah nominal uang yang mereka terima. Menghitung harga dan mencari hadiah yang tepat sangat merepotkan baik bagi si pemberi maupun di penerima.

5. Pergi ke afterparty setelah pesta minum

Sudah cukup 'bikin males' untuk wajib ikut minum-minum bersama bos, para karyawan-karyawati Jepang juga seringkali 'dipaksa' ikut 'nijikai' alias pesta kedua yang literally, hanya pindah restoran atau bar saja.

6. Harus memberikan sejumlah uang di pesta pernikahan

7 Budaya Jepang Yang Ingin Dihilangkan Warganya Sendiri
Image Source: japanory.typepad.co.uk

Budaya yang juga banyak berlaku di tanah air ini dianggap menyusahkan di Jepang, karena sumbangan yang dianggap pantas rata-rata mencapai sekitar ¥10.000 - bahkan lebih jika mereka bersaudara dekat dengan yang menikah. Inilah mengapa banyak orang Jepang merasa malas datang saat mendapat undangan pesta pernikahan. "Rasanya seperti dipaksa membayar tiket masuk!" ujar salah satu peserta survey.

7. Membawa 'omiyage' alias oleh-oleh untuk semua orang kantor sepulang liburan

7 Budaya jepang

Cuti liburan = segudang oleh-oleh di Jepang, dan SEMUA penghuni kantor mereka harus mendapatkannya. Ya, SEMUANYA.