Berita Jepang | Japanesestation.com
Dosen Ini Terang-terangan Minta Mahasiswanya Mencontek?
Image source: en.rocketnews24.com

Bagi kebanyakan mahasiswa, internet adalah sumber yang sangat berguna untuk menulis makalah, essay, skripsi, atau tugas lainnya. Semua informasi tepat berada di jari-jari kita dan dapat ditemukan dengan sangat cepat. Namun bagian tersulit dari menggunakan internet sebagai sumber penelitian adalah mengubah kata-kata yang sudah dirangkai begitu apik. Seseorang harus mengubahnya dan mengganti dengan kata-kata sendiri untuk menghindari dituduh sebagai plagiat. Namun apa jadinya jika seorang dosen atau profesor terang-terangan meminta mahasiswanya untuk mencontek karya ilmiah orang lain? Menyalin 2000 kata dari tugas orang lain benar-benar menjadi tugas yang diberikan kepada mahasiswa Departemen Sastra di Universitas Osaka, dikutip dari Rocket News 24. Tindakan mencontek karya orang lain dan mengakunya sebagai karya sendiri tidak hanya merupakan masalah yang besar dalam dunia penerbitan, tapi juga dalam bidang akademik. Orang bisa kehilangan pekerjaan, dikeluarkan dari universitas, bahkan berakhir dipengadilan karena tuduhan plagiat.

Dosen Ini Terang-terangan Minta Mahasiswanya Mencontek?
Image source: en.rocketnews24.com

Adalah Mamoru Samuragochi yang memberikan tugas tersebut kepada mahasiswanya. Namun essay ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, mahasiswa harus menyalin setidaknya 200 kata dari essay orang lain, kata demi kata. Dan tidak boleh menuliskan pemikiran sendiri. Orang mungkin berpikir bahwa menyalin 2000 kata adalah hal yang mudah, namun nyatanya mahasiswa harus berhati-hati dan teliti dengan sumber kata-kata tersebut. Mereka juga diminta setidaknya mengambil dari 10 sumber yang berbeda. Dalam essay bagian kedua, mahasiswa harus menulis 1000 kata tentang 2000 kata sebelumnya yang telah disalin. Dan harus benar-benar opini yang original. Setelah menyalin begitu banyak karya orang lain, pasti sulit untuk menemukan seribu kata yang berasal dari pemikiran sendiri, namun hal itu memberikan siswa perspektif yang cukup unik atas tindakan plagiarisme.