Apakah lagu OP catchy lantunan JAM Project tersebut masih nempel di kepala kalian? (dan manjur dijadikan ringtone alarm bangun pagi, lho!) Ya, adaptasi anime One Punch Man akhirnya sampai pada pengujung kisahnya, dan meskipun kisah sang hero berkepala botak ini masih panjang, kita doakan saja semoga mangaka One dan ilustrator Yusuke Murata yang sudah janji akan bekerja keras bisa sesegera mungkin memberikan kita season ke-2-nya, karena One Punch Man sukses tampil 'nendang'dengan satu pukulan.
Meski memuat banyak adegan aksi yang asik diikuti, daya tarik utama One Punch Man rasanya terletak pada muatan komedinya yang kental, serta konsep kisah dan para karakternya yang unik dan one-of-a-kind. Di mana lagi kalian bisa menemukan seorang hero 'pencinta supermarket' seperti Saitama? Dan, jarang-jarang seorang superhero protagonis dibuat menjadi yang terkuat sekalian dari awal, alih-alih mengikuti perjalanan mereka untuk menjadi kuat seiring berjalannya cerita (elemen yang juga terdapat dalam anime Mondaiji, misalnya).
One Punch Man juga punya desain karakter-karakter dan villain-villain yang 'cukup unik'.
Dari segi kualitas animasinya sendiri, One Punch Man mampu tampil cukup menonjol, meskipun seperti yang sudah dibandingkan oleh beberapa fans sebelumnya, sejumlah sekuens dalam manga-nya masih terasa lebih dinamis ketimbang anime-nya. Pun begitu, kualitas animasinya tergolong rapi dan konsisten, termasuk untuk penggambaran background yang didominasi scene-scene kehancuran masif, demikian pula dengan gaya percampuran anime dan semi-sketsa manga yang membuat visualnya semakin apik dan dramatis.
Kualitas animasi yang bagus tentu tak akan seimbang jika tidak dibarengi dengan aspek-aspek penting lainnya, salah satunya adalah kualitas musik dan BGM yang ciamik. Selain lagu opening-nya yang ikonik, adegan-adegan pertarungannya, terutama di episode terakhir, diiringi dengan background music yang sangat mendukung efek dramatisnya. Dan, semua ini sangat terbantu oleh performa prima para seiyuu-nya yang sangat menjiwai dan benar-benar pas untuk para karakternya masing-masing, terutama seiyuu Saitama dan Genos (Makoto Furukawa & Kaito Ishikawa), serta seiyuu Tatsumaki (Aoi Yuuki) yang mampu ngomel-ngomel dalam satu tarikan napas.
Terlepas dari semua komedi dan aksi yang disuguhkannya, One Punch Man memang menampilkan karakter-karakter superhero yang di luar pakem standar layaknya anime arahan sang sutradara, Shingo Natsume sebelumnya, Space Dandy, dan Samurai Flamenco, misalnya. Hal ini paling tercermin dalam karakter Saitama yang minim semangat, cenderung kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya kecuali kesehariannya terganggu, dan hanya mendambakan lawan sepadan yang tidak dapat dikalahkannya hanya dengan satu pukulan. 'Ketemu syukur...nggak ketemu ya nggak apa-apa...Saitama memang gitu orangnya.' Ia juga bukan hero yang mengejar ketenaran dan mengalahkan para monster untuk dipuja-puja orang banyak, namun ia punya idealisme dan prinsip yang kuat, hingga meskipun jasa-jasanya kerap tidak dihargai dan bahkan dituduh macam-macam yang tidak benar, Saitama sebenarnya tetap adalah seorang superhero berhati emas yang bahkan tidak keberatan (atau tidak peduli?) diposisikan layaknya Batman dalam trilogi The Dark Knight. Ia juga mampu tetap berpikir positif dalam situasi-situasi terburuk.
Terakhir, di sisi yang lebih serius, One Punch Man seakan mengajak para penontonnya untuk merenungkan, "Apa sih arti sebuah kekuatan itu?" Apakah orang yang disebut kuat hanyalah yang memiliki kekuatan fisik sehebat Saitama saja, ataukah juga yang memiliki kerendahan hati seperti Genos, serta kebaikan hati, rasa keadilan yang tinggi, dan sifat pantang menyerah hingga rela berkorban seperti yang dimiliki Mumen Rider meskipun ia notabene kalah jauh dari segi kekuatan fisik?
Terakhir, kalau kalian ngga keberatan dengan pemandangan cowok-cowok kekar bugil berlarian kesana-kemari, maka One Punch Man adalah tontonan yang pas untuk kalian nikmati!
Dan, SELAMAT BERLATIH!!