Berita Jepang | Japanesestation.com

Setelah diketahui mempekerjakan gadis SMA, beberapa waktu lalu salah satu panti pijat di Jepang ditutup paksa oleh pihak kepolisian setempat. Namun ternyata pemanfaatan gadis di bawah umur untuk dipekerjakan di fasilitas yang menyediakan layanan seks tidak serta merta menghilang. Laporan Yomiuri Shimbun pada tanggal 27 Juni kemarin menyebutkan jika Polisi Prefektur Ibaraki telah berhasil menangkap seorang pria berusia 30 tahun karena diduga melakukan penculikan terhadap seorang gadis remaja untuk dipekerjakan di sebuah salon plus-plus yang ia kelola di Prefektur Nagasaki.

Dilansir dari berbagai sumber, pada tanggal 24 April sekitar pukul 9:00 malam waktu setempat, Kodai Uto diduga telah menculik gadis berusia 16 tahun dari dekat kediamannya di bagian selatan Prefektur Ibaraki. Pelaku kemudian menggunakan pesawat terbang serta kendaraan untuk membawa ke kediamannya yang terletak di Prefektur Nagasaki, dan kemudian menempatkan korban untuk bekerja di salon plus-plus atau yang dikenal dengan sebutan fuzoku.

Pada akhir Maret lalu, Uto memancing gadis tersebut melalui situs jejaring sosial dengan mengatakan, "Tidakkah kamu ingin menghasilkan lebih dari 20.000 yen per hari hanya untuk memberikan pijat aromaterapi?," tanyanya. Namun, dua hari setelah gadis itu tiba di Kota Nagasaki, korban menulis surat kepada ibunya, "Saya telah ditipu, Aku ingin ibu membantuku," yang langsung ditanggapi oleh sang ibu dengan melapor ke pihak kepolisian setempat.

Menurut Kantor Polisi Tsukuba-Kita, Kodai Uto yang dituduh telah penculikan untuk tujuan menghasilkan uang, mengakui tindak kejahatannya tersebut. Meski begitu, pihak kepolisian tidak menyebut apakah sebuah salon plus-plus yang ia kelola akan ditutup.

Ada banyak bisnis serupa di Jepang, yang memanfaatkanpara  JK, atau joshi kosei, yang sebenarnya merupakan singkatan yang berarti gadis SMA. Mereka menawarkan diri untuk melakukan pijat, namun sebenarnya merupakan topeng untuk layanan plus plus lain seperti osampo, di mana pelanggan dapat mengajak gadis-gadis keluar dan hal tersebut tentunya dapat berakhir dengan hubungan seksual. Pemerintah Jepang sepertinya tengah giat memberantas eksploitasi anak di bawah umur, terlihat dari tindakan yang mereka lakukan dalam beberapa waktu belakangan ini untuk memberantas kegiatan tersebut.