Kepolisian Metropolitan Tokyo berhasil menangkap dua pria pelaku pencurian kartu Yu-Gi-Oh! senilai 4,98 juta yen. Peristiwa ini bermula pada tanggal 13 Maret, dimana seorang pria berusia 20-an mampir ke Fukufuku, sebuah toko collectible trading card di Akihabara.
Berawal dari melihat-lihat barang dagangan di toko tersebut, pria ini menanyakan kepada staf penjaga toko untuk memeriksa dan melihat lebih dekat salah satu kartu di etalase. Staf tersebut kemudian menuruti permintaannya dan menyerahkan kartu Blue Eyes White Dragon.
Dalam Yu-Gi-Oh! Trading Card Game, Kartu Ini adalah versi langka dan berharga yang dijual Fukufuku. Alih-alih membayar harga penuh, pria itu kemudian mengambil kartu tersebut dan kabur. Begitu berada di luar toko, dia melompat ke dalam mobil yang telah menunggu sekitar 100 meter di jalan, yang kemudian pergi bersama pencuri itu.
Kedua pria yang terlibat dalam perampokan tersebut pada akhirnya berhasil ditemukan dan ditangkap pada hari Jumat (15/3). Petugas dari Divisi 3 Investigasi Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mengumumkan bahwa mereka telah menangkap sepasang pria berusia 22 tahun bernama Sora Takashino dan Kanta Sanmi.
Divisi 3 Investigasi merupakan bagian dari kepolisian yang menangani pencurian, perampokan, perampasan dompet, dan pencopetan.
Takashino mengaku sebagai orang yang memasuki toko dan mencuri kartu tersebut, dengan mengatakan "Saya melakukannya untuk biaya hidup dan hiburan." Sanmi, sementara itu, hanya mengaku mengemudikan mobil. Dirinya tidak mengira bahwa Takahsino akan mencuri sesuatu dan tampaknya ingin penyelidik percaya bahwa dia tidak bersalah.
Sanmi telah diidentifikasi sebagai penduduk Distrik Toshima Tokyo, sedangkan Takashino tidak memiliki alamat tetap. Tak satupun dari kedua pria tersebut memiliki pekerjaan.
Tiga jam setelah insiden perampokan terjadi, beberapa saksi mengatakan bahwa kedua pria tersebut menjual Blue Eyes White Dragon yang telah dicurinya di toko lain di Ikebukuro. Kartu itu dijual seharga satu juta Yen. Hal ini mungkin dilakukan karena mereka ingin kartu itu cepat laku dan menjadi uang tunai secepatnya. Tidak jelas apa yang terjadi pada kartu tersebut setelahnya, serta apakah uang yang mereka peroleh dari penjualan tersebut telah dibelanjakan atau belum.