Pengadilan distrik kota Tokyo memberikan putusan kepada situs manga ilegal, Manga-Mura, harus membayar denda sekitar 1.7 miliar yen kepada tiga penerbit utama di Jepang pada Kamis (18/04) lalu. Kompensasi ini menjadi yang terbesar yang pernah ada dari kasus serupa.
Pihak pengadilan mengakui adanya pelanggaran hak penerbitan dan hak penerbitan eksklusif. Masaki Sugiura selaku hakim utama menjelaskan pengguna Manga-Mura dapat menyimpan gambar yang ada di dalam website. Hal ini sama dengan melakukan pembelian manga secara elektronik. Pengadilan memutuskan jumlah denda berdasarkan dari perhitungan kerugian atas jumlah penayangan per-volume dan harga jual manga.
Eksekutif Shueisha, Atsushi Ito, menuturkan saat konferensi pers situs manga bajakan hampir menghilang di Jepang. Pihak Shueisha juga mempertimbangkan untuk melakukan tuntutan serupa di luar Jepang.
Romi Hoshino selaku mantan operator Manga-Mura mengaku tidak menyesal dengan adanya Manga-Mura. Pria berusia 32 tahun ini telah menjalani hukuman penjara sejak tahun 2021 karena pelanggaran hak cipta, namun Hoshino menuntut pengadilan ulang pada September lalu. Situs yang telah diakses 537 juta kali ini pertama kali hadir di tahun 2016 dan ditutup dua tahun setelahnya.
Ketiga penerbit utama Jepang melakukan tuntutan ganti rugi dengan total 1,9 miliar yen. Penerbit Shogakukan mengklaim kerugian sebesar 1 miliar yen, sementara Kadokawa dan Shueisha mengklaim kerugian masing-masing 400 juta yen.