Berita Jepang | Japanesestation.com

Raksasa industri Jepang, Toshiba mengatakan pada Hari Kamis (16/5) bahwa mereka akan memangkas hingga 4.000 karyawan di dalam negeri untuk membalikkan keadaan bisnis setelah mengalami kerugian pada tahun fiskal 2023.

Manajemen baru mengumumkan rencana bisnis tiga tahunnya dan mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja akan dilakukan selambatnya pada akhir November. Hal ini akan mengurangi hingga 6 persen dari jumlah tenaga kerjanya di Jepang.

Rencana pensiun dini akan memotong biaya tenaga kerja dan menargetkan karyawan berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar yang terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK ini bekerja di departemen back-office.

Toshiba mengalami kerugian bersih sebesar 74,8 miliar yen, atau sekitar 481 juta dolar untuk 12 bulan yang berakhir pada bulan Maret.

Penjualan konsolidasi turun 2 persen dari tahun sebelumnya menjadi 3,3 triliun yen, atau sekitar 21 miliar dolar.

Penurunan kinerja perusahaan semikonduktor terkemuka Kioxia Holdings berdampak besar pada pendapatan Toshiba karena perusahaan ini memiliki sekitar 40 persen saham.

Sebagai dampaknya, pendapatan operasional Toshiba turun hampir 64 persen menjadi di bawah 40 miliar yen, atau sekitar 256 juta dolar.

Taro Shimada, Presiden CEO Toshiba (Jiji Press).
Taro Shimada, Presiden CEO Toshiba (Jiji Press).

DIlansir melalui  Jiji Press, Presiden CEO Toshiba, Taro Shimada mengatakan dalam sebuah konferensi bahwa pemutusan hubungan kerja ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan perusahaan hingga 100 tahun mendatang.

Pada paruh pertama tahun fiskal 2025, Toshiba akan memindahkan fungsi kantor pusatnya dari Tokyo ke Kawasaki, sebuah kota di Prefektur Kanagawa yang saat ini menjadi lokasi penelitian dan pengembangannya. Toshiba juga akan mengkonsolidasikan anak perusahaan.

Langkah-langkah ini dijabarkan dalam rencana bisnis jangka menengah untuk tahun fiskal 2024-2026, yang pertama kali dilakukan Toshiba sejak menjadi perusahaan tertutup tahun lalu.