Sharp Corporation, produsen elektronik terkemuka asal Jepang, telah mengumumkan penghentian produksi panel layar kristal cair (LCD) berukuran besar di pabrik Sakai, Prefektur Osaka. Keputusan ini menandai berakhirnya operasi selama 15 tahun, menjadikan fasilitas Sakai sebagai pabrik terakhir di Jepang yang didedikasikan untuk memproduksi panel LCD besar untuk televisi.
Langkah ini diambil saat Sharp berupaya untuk mengatasi tantangan keuangannya, dengan sektor panel LCD yang menghadapi persaingan yang semakin ketat, khususnya dari produsen Tiongkok. Perusahaan ini melaporkan kerugian bersih untuk tahun bisnis kedua berturut-turut yang berakhir pada bulan Maret, yang sebagian besar disebabkan oleh tekanan keuangan pada operasi panel LCD yang sedang mengalami kesulitan.
Sakai Display Products Corp, anak perusahaan Sharp dan operator tunggal pabrik panel televisi LCD di Jepang, akan menghentikan produksinya pada akhir September. Penutupan pabrik ini menggarisbawahi kenyataan pahit pasar, di mana persaingan harga untuk panel LCD telah secara signifikan berdampak pada profitabilitas.
Meskipun mengalami kemunduran di divisi panel LCD, Sharp tidak mundur sepenuhnya dari industri elektronik. Perusahaan ini meluncurkan rencana bisnis jangka menengah yang bertujuan untuk merestrukturisasi bisnis perangkat elektroniknya sambil memperkuat segmen peralatan rumah tangga dan peralatan kantor melalui integrasi teknologi kecerdasan buatan.
Selain pabrik Sakai, Sharp mengoperasikan fasilitas di prefektur Ishikawa dan Mie, yang memproduksi panel LCD berukuran kecil dan menengah untuk kendaraan dan tablet. Namun, perusahaan bermaksud untuk mengurangi operasi LCD dan mendivestasikan bisnis semikonduktornya sebagai bagian dari penyelarasan strategisnya.
CEO Sharp, Wu Po-hsuan, pada awalnya mengindikasikan rencana untuk menjual bisnis LCD yang tersisa, tetapi perusahaan kemudian mengklarifikasi bahwa mereka bermaksud untuk mendivestasikan divisi semikonduktor. Kesulitan keuangan anak perusahaan LCD secara signifikan berkontribusi pada kerugian bersih Sharp sebesar lebih dari 260 miliar yen pada tahun bisnis sebelumnya, yang menandai pertama kalinya dalam enam tahun terakhir perusahaan mencatatkan defisit.
Terlepas dari tantangan yang dihadapi, Sharp tetap optimis dengan prospeknya, dengan memperkirakan laba bersih sebesar 5 miliar yen untuk tahun bisnis saat ini. Dalam melewati fase transisi ini, Sharp bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan teknologinya untuk berkembang dalam lanskap pasar global yang semakin kompetitif.