Kyoto merupakan salah satu tujuan wisata utama di Jepang, yang terkenal karena penuh dengan bangunan bersejarah serta pemandangannya yang masih alami dan sangat indah, salah satu situs yang paling terkenal adalah Hutan Bambu Arashiyama. Bukan hanya karenna deretan pohon-pohon bambu tinggi menjulang yang berjejer sangat rapih, tapi suasanya yang tenang tetap terjaga, meskipun kerumunan wisatawan setiap hari datang ke tempat tesebut.
Namun, masa depan pepohonan bambu yang indah ini tengah menjadi topik yang memprihatinkan, setelah pemerintah kota Kyoto, yang memiliki kepedulian terhadap hutan, menemukan bahwa setidaknya ada 100 bambu telah dirusak oleh turis sejak bulan Februari lalu. Tingkat kerusakan pertama kali menjadi pusat perhatian orang-orang ketika Ebisuya, sebuah perusahaan yang menawarkan jasa transportasi rickshaw di Arashiyama dan juga membantu mengelola hutan, menulis postingan di halaman Facebook mereka, dan mengatakan, "bambu Arashiyama menangis".
Dalam postingannya, perusahaan tersebut mengatakan bahwa bambu-bambu yang telah dirusak perlu ditebang, yang berarti jumlah pohon di hutan ini akan semakin berkurang dan wisatawan internasional yang datang untuk melihatnya tidak akan dapat lagi menyaksikan keindahan hutan bambu ini dengan sempurna. Mereka juga menyerukan kepada orang-orang untuk memberi tahu pengelola ketika melihat aksi vandalisme, dan meminta kerjasama dari semua pihak untuk membantu melestarikan hutan bambu Arashiyama.
Menurut laporan, sebagian besar coretan yang terdapat pada batang-batang pohon bambu ditulis dalam bahasa Inggris, Korea hingga Cina, tetapi beberapa huruf Jepang juga telah ditemukan di pepohonan tersebut. Ada sebagian pengunjung yang mungkin ingin mengabadikan perjalanan mereka ke tempat ini dengan mengukir nama atau inisial pada bambu, tetapi pejabat Kota Kyoto mendesak pengunjung untuk menghentikan aksi itu demi melestarikan hutan.
Dalam video yang dirilis oleh ANN, seorang petugas pengelola hutan mengatakan jika pohon-pohon yang rusak harus ditebang dan dibuang. Ia juga menjelaskan, pemberian pita berwarna hijau hanya untuk membantu menutupi dan mencoba mencegah kerusakan, sebagai upaya perbaikan sementara. Banyak pengguna akun jejaring sosial Twitter yang kemudian menyanyangkan aksi vandalisme tersebut dan khawatir jika coretan-coretan seperti itu akan jadi lebih banyak lagi di masa mendatang.
Tampaknya pemerintah setempat juga harus lebih serius, pasalnya kerusakan serupa tidak hanya terjadi di hutan bambu Arashiyama, Kyoto. Karena ada salah seorang pengguna Twitter yang kemudian turut membagikan foto-foto dari tahun lalu, dan mengatakan jika aksi vandalisme tersebut juga dapat dilihat di pohon-pohon sepanjang jalan menuju komplek kuil Fushimi Inari Taisha.
Jika aksi vandalisme masih terus berlanjut, bukan tidak mungkin salah satu keindahan alam yang ada di Kyoto ini dapat menghilang sewaktu-wakut, atau bahkan pemerintah setempat menutup salah satu Situs Warusian Dunia UNESCO tersebut agar lingkungannya tetap terjaga dengan baik.