Berita Jepang | Japanesestation.com

Pada tanggal 20 Maret 1995, terjadi sebuah serangan teroris di stasiun kereta bawah tanah Tokyo yang dilakukan oleh anggota sekte Aum Shinrikyo. Dalam lima serangan yang terkoordinasi, para pelaku melepaskan gas sarin di tiga jalur Metro Tokyo saat jam sibuk. Serangan ini menewaskan 12 orang, melukai 50 orang, dan menyebabkan masalah pengelihatan sementara pada hampir 1.000 orang.

Korban Serangan
Korban serangan teroris di Tokyo, Maret 1995 (scmp.com)

Aum Shinrikyo (オウム真理教) adalah sekte pemujaan hari kiamat yang didirikan di Jepang pada tahun 1984 oleh Shoko Asahara. Namanya sendiri diambil dari kata “aum” yang dalam bahasa Sanskerta melambangkan alam semesta, dan “shinrikyo” dalam bahasa Jepang yang berarti “kebenaran tertinggi”. Sekte sesat ini telah melakukan beberapa pembunuhan, penculikan, dan serangan teroris menggunakan gas sarin.

Dalam ajaran ini, Shoko Asahara mengajarkan ramalan-ramalan mengenai hari kiamat. Pada awalnya, agama ini dimulai sebagai kelompok spiritual yang mencampurkan kepercayaan Hindu dan Buddha, kemudian bekerja dalam unsur-unsur nubuatan apokaliptik Kristen. Asahara juga menyatakan dirinya beragama Kristen dan seorang Buddha pertama yang “tercerahkan”.

Shoko Asahara
Shoko Asahara, pendiri dan pemimpin sekte sesat di Jepang (bbc.com)

Sekte ini memperoleh status resmi sebagai Organisasi Keagamaan di Jepang pada tahun 1989. Sejak saat itu, Asahara memiliki pengikut yang cukup besar secara global, menjadi pembicara di beberapa acara universitas, dan menulis buku. Pada puncaknya, Aum Shinrikyo memiliki puluhan ribu anggota di seluruh dunia.

Mantan anggota sekte mengaku bahwa mereka harus membayar sangat besar untuk ritual-ritual yang melibatkan rambut milik Asahara dan air mandi bekasnya. Salah satu di antaranya bahkan bilang bahwa ia harus membayar lebih dari £6,115 pada tahun 1988 untuk ritual “inisiasi darah”, dimana ia meminum sesuatu yang dikatakan sebagai darah pemimpin sekte.

Aum Shinrikyo
Shoko Asahara bersama anggota sekte Aum Shinrikyo (thetimes.co.uk)

Kebanyakan dari pengikut Asahara di Jepang adalah mahasiswa dari universitas-universitas elit. Mereka adalah anak-anak muda yang memiliki latar belakang tekanan akademis maupun pekerjaan, dan sekte sesat ini menjanjikan kehidupan yang lebih baik pada mereka.

Dalam serangan teroris yang mereka lakukan pada Maret 1995, polisi menangkap beberapa anggota senior Aum Shinrikyo. Penelusuran polisi berlanjut sepanjang musim panas, dan akhirnya mereka berhasil menanggap lebih dari 200 anggota sekte sesat ini, termasuk Asahara. Hingga saat ini, kejadian tersebut masih dianggap sebagai serangan teroris paling mematikan di Jepang.

Serangan Teroris
Korban serangan teroris Aum Shinrikyo yang tengah ditangani tim medis di kamp pengungsian (bbc.com)

Setelah bertahun-tahun berada di penjara sebagai terpidana mati, Shoko Asahara akhirnya dieksekusi mati bersama 12 anggota senior Aum Shinrikyo lainnya pada tanggal 6 Juli 2018 kemarin. Sedangkan sebagian besar anggota lainnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Eksekusi Mati
Shoko Asahara dan anggota Aum Shiryoku lainnya yang dijatuhi hukuman mati (apnews.com)

Setelah tahun 1995, Aum Shinrikyo bersembunyi, tetapi tidak menghilang. Mereka kemudian mengganti namanya menjadi Aleph pada tahun 2000. Ada pula kelompok lainnya yang lebih kecil yang dibentuk pada tahun 2007, Hikari no Wa, yang dipimpin oleh mantan juru bicara Aum Shinrikyo dan penerus Asahara, Fumihiro Joyu.

Joyu mengaku bahwa ia telah menjauhkan kelompoknya dari ajaran Asahara. Meskipun Aum Shinryoku ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat dan di banyak negara lainnya, tetapi Aleph dan Hikari no Wa keduanya legal di Jepang, meskipun ditetapkan sebagai “agama berbahaya”.

Artikel dari berbagai sumber.