Gelombang panas mematikan yang melanda Jepang tahun ini telah banyak memakan korban. Dilansir dari Japan Today, sudah ada 5,664 orang yang dilarikan ke rumah sakit dengan gejala dehidrasi dan 11 orang meninggal. Salah satu korban meninggal adalah penampil part-time berusia 28 tahun dari Taman Hiburan Hirakata, Osaka.
Penampil yang bernama Yohei Yamaguchi tersebut kehilangan kesadaran setelah melakukan latihan untuk pertunjukan menari dengan kostum full dress di panggung outdoor pada Minggu malam (28/7). Perkiraan berat kostum yang dipakai Yamaguchi kurang lebih 16 kilogram. Hari itu, suhu tertinggi di Hirakata mencapai 91,76 derajat Fahrenheit (33.2° C) dan pada jam 8 malam 28.7° C.
Saat pingsan, salah satu koleganya menelepon layanan darurat untuk mengantar korban ke rumah sakit. Namun, setibanya di rumah sakit tersebut nyawa korban tidak bisa diselamatkan lagi.
Sebagai respons dari insiden tersebut, juru bicara Taman Hiburan Hirakata pun meniadakan segala penampilan yang berhubungan dengan maskot mereka sepanjang musim panas tahun ini. Pihak taman hiburan tersebut akan menyelidiki kematian korban lebih lanjut untuk merencanakan tindakan-tindakan pencegahan.
Ini bukan gelombang panas mematikan pertama yang melanda Jepang. Pada Juli 2018, Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang menyatakan ada 65 orang meninggal karena kondisi medis terkait gelombang panas dalam satu minggu.
Featured Image: Time Source: The Asahi Shimbun, Japan Today