Tragedi pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II silam tentunya memakan banyak korban. Hingga kini, pemerintah Jepang pun terus berusaha untuk menemukan keluarga korban untuk mengyerahkan jenazah, sisa-sisa tulang atau abu dari korban bom atom tersebut. Dan pada Senin (22/2) lalu, Pemerintah Kota Hiroshima mengumumkan bahwa mereka baru saja mengidentifikasi keluarga dari salah satu korban bom atom yang jenazahnya tersimpan dalam catatan milik Yoshio Nishina (1890-1951), seorang fisikawan di lembaga penelitian utama Jepang Riken yang terlibat dalam pengembangan bom atom selama periode Perang Pasifik silam.
Persitiwa ini menjadi kali kedua dimana sisa jenazah korban bom atom Hiroshima bisa dilacak kembali ke keluarga mereka.
Menurut Pemerintah Kota HIroshima via Mainichi Shinbun, mereka menerima beberapa pertanyaan dari salah seorang anggota keluarga korban pada November 2020 lalu terkait penemuan sisa jenazah korban bom atom tersebut yang disiarkan dalam berita. Pemerintah kota mengatakan bahwa identitas seseorang bisa diverifikasi setelah perbandingan antara konten laporan investigasi oleh tim di Kementerian Angkatan Darat saat itu, yang termasuk peneliti milik Riken, dan salinan daftar keluarga kerabat yang ditinggalkan serta pernyataan mereka cocok. Dan setelah dibandingkan dengan lokasi dan kondisi kematian individu, keduanya cocok.
Kendati nama korban dan informasi lainnya tidak diungkapkan kepada masyarakat luas atas permintaan keluarganya, material yang tersimpan dalam Riken tersebut menyertakan sebuah catatan bertuliskan nama “Iseoka.” Tulang belulang yang ditemukan akan disimpan permanen di menara peringatan untuk para korban bom atom di Hiroshima Peace Memorial Park pada 19 Februari lalu. Kini, di antara tulang-tulang dari 70.000 orang yang diabadikan di tempat itu, 2.473 di antaranya telah berhasil dilacak identitasnya.
Pada Januari 2019 lalu, seorang karyawan Riken juga menemukan sebuah kotak dengan deskripsi bertuliskan, "Sisa-sisa korban bom atom (dikumpulkan di Hiroshima)," saat membersihkan sebuah fasilitas di Tokyo yang akan dibongkar karena bobrok. Kotak itu berisi pecahan tulang yang dibungkus dengan kertas penimbangan, serta catatan dengan nama empat individu dan nomor yang dianggap sebagai tanggal pengambilannya.
Pemerintah Kota Hiroshima pun akhirnya mengonfirmasi pada bulan Desember 2020 lalu bahwa tulang hancur yang dibungkus kertas timbangan dengan deskripsi bertuliskan "Kikuo Michihara" adalah milik Kikuma Michihara yang berasal dari desa Yoshiwa (kota Hasukaichi sekarang) di Prefektur Hiroshima. KIni, pemerintah kota masih mencari anggota keluarga untuk mengidentifikasi tulang bertuliskan "Toshiro Kinouchi" dan "Satoi."