Berita Jepang | Japanesestation.com

Akun resmi Kedutaan Besar Turki menyebutkan, Masjid Tokyo sudah siap untuk menghadapi Ramadhan, bulan suci bagi seluruh umat Muslim, pada tahun ini yang mana bertepatan dengan pandemi virus corona.

“Namun, kami berada pada situasi yang lebih baik dalam melakukan aktivitas online dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Muhammet Rasid Alas, konsultan urusan sosial di Kedutaan Besar Turki di Tokyo, kepada Anadolu Agency.

Masjid Tokyo siap hadapi Ramadhan tahun ini japanesestation.com
Muhammet Rasid Alas, konsultan urusan sosial Kedutaan Besar Turki (via aa.com.tr)

Mengenai kegiatan yang akan diselenggarakan di Masjid Tokyo selama Ramadhan, Alas mengatakan bahwa Alquran dan surat pendek dari kitab suci akan dibacakan secara online, dan juga setiap hari selama bulan Ramadhan akan diadakan program doa untuk anak-anak.

Ia mengatakan bahwa peserta dari berbagai negara Muslim yang tinggal di Tokyo akan disuguhi konferensi Ramadhan online dalam beberapa bahasa. Alas menambahkan bahwa ia juga akan mengadakan diskusi pembicaraan tentang Alquran di hari Minggu. Juru masak dari berbagai negara juga akan menyajikan resep masakan mereka dua hari dalam seminggu kepada penonton secara online.

Masjid Tokyo siap hadapi Ramadhan tahun ini japanesestation.com
Masjid Camii Tokyo (matcha-jp.com)

Alas mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 mengalami peningkatan di Jepang sejak dicabutnya keadaan darurat pada bulan Maret lalu.

“Diputuskan bahwa tidak ada masjid yang akan menyelenggarakan acara buka puasa di Jepang. Jadi kami tidak akan mengadakannya, karena masker harus dilepas (saat makan),” ujarnya.

Pada Tarawih, salat malam khusus selama Ramadhan, Alas mengatakan aturan pemakaian masker dan menjaga jarak akan dipatuhi dan sajadah sekali pakai akan disediakan di masjid.

Ia mencatat, kondisi semi-darurat di Tokyo menjadi pertimbangan saat program ini disiapkan.

“Pada bulan Ramadhan sebelumnya, rata-rata 300-400 orang bertemu untuk berbuka puasa di hari biasa dan 500-600 orang di akhir pekan (di masjid). Separuh dari mereka adalah non-Muslim Jepang,” kata Alas, seraya menambahkan bahwa mereka dulu menikmati kemeriahan Ramadhan bersama umat Muslim.