Juara dunia cabang olahraga seluncur dari Jepang, Mao Asada, berkata bahwa ia akan terus menghadiri event-event kompetitif pada musim mendatang. Tapi ia juga akan ambil bagian di pertunjukan-pertunjukan komersial yang menguntungkan dalam beberapa bulan mendatang. Meskipun begitu dirinya, runner-up yang menjadi penantang bagi bintang Korea Selatan, Kim Yu-Na di Olimpiade Musim Dingin di Vancouver 2010, mengatakan bahwa peluangnya untuk tampil kembali itu 50-50, setelah memutuskan untuk pensiun.
"Aku mau menjauh dari semua kompetisi musim ini," tutur Asada pada wartawan.
Dirinya juga mengaku keberatan sewaktu ditanya apakah akan kembali ke arena setelah istirahat. Katanya, “Aku telah bekerja sangat keras setelah Vancouver sampai Sochi (Olimpiade di Februari) dan aku sekarang merasa aku telah melakukan yang kubisa. Kukira aku akan dapat terus berjuang. Selama setahun istirahat, aku ingin berpikir keras mengenai apa yang akan kukerjakan ke depannya."
Asada berharap para penggemarnya akan melihat penampilannya di eksibisi tahun depan. Karenanya skater muda itu akan mengambil jeda setelah tampil di Kazakhstan di bulan Mei ini. Selain itu, ia juga harus mengikuti program eksibisi baru bulan depan di Kanada. Belum lagi ia juga akan tampil di tiga kota di Jepang pada Juli nanti. Setidaknya begitulah yang dilaporkan harian Nikkan Sports senin ini.
“Aku telah kembali ke universitas, jadi universitas akan menjadi pusat kehidupanku, tapi aku juga berharap untuk berseluncur lagi," katanya.
Asada memiliki karir seperti roller-coaster, sejak dirinya meninggalkan universitas di kampung halamannya di Nagoya. Dia pernah memenangi U.S. Grand Prix, Japanese Grand Prix, serta pernah tampil di final grand prix. Tapi dirinya pernah jatuh ke peringkat ketiga di kompetisi nasional pada Desember sebelum bencana di Sochi pada Februari.
Asada kurang baik memperbaiki triple axel yang menjadi ciri khasnya dan hanya duduk di peringkat keenambelas. Tapi dia kembali dengan brilian di arena free skate dan duduk di peringkat keenam. Penampilannya semakin berkembang di kejuaraan dunia yang diadakan di Jepang. Asada mematahkan rekor dunia Kim, lalu berhasil memenangi gelar juara di arena free skate untuk ketiga kalinya. Sebelumnya ia pernaah memenanginya di tahun 2008 dan 2010.
Ketahanan tubuhnya telah menyentuh banyak bintang peseluncur, termasuk legenda Rusia, Yevgeny Plushenko, yang menyebutnya sebagai petarung sesungguhnya.
Asada berkata ia perlu banyak waktu untuk memutuskan kapan saatnya dirinya akan pensiun dari kompetisi. "Perasaanku sekarang adalah bahwa aku tak dapat membuat keputusan untuk pensiun. Aku sedikit lelah, baik badan maupun jiwa. Jadi aku memutuskan untuk beristirahat selama setahun."
Asada telah menjadi role-model untuk figur Jepang di olahraga seluncur sejak memenangi gelar Grand Prix pertamanya di 2005, untuk memulai persaingan yang berlangsung cukup lama dengan Kim, yang juga berusia 23 tahun.
Ia merupakan satu-satunya wanita yang secara reguler mencetak skor tinggi lewat triple axel di kompetisi teratas.
Tapi lompatan 3-5 rotasi seringkali merusak penampilannya akhir-akhir ini. Meskipun ia pernah memenangi US Grand Prix dan Japan Grand Prix tanpa lompatan-lompatan triple-axel yang bersih.
Kim pensiun dari kompetisi setelah kalah dari atlet Rusia berusia 17 tahun, Adelina Sotnikov, di Socchi, yang penuh keputusan kontroversial.
Jika Asada pensiun, tidak ada lagi peseluncur Jepang yang jadi andalan karena telah meraih lima gelar juara dunia dan satu medali emas olimpiade. Sebelum dia, ada Shizuka Arakawa yang menjadi wanita pertama yang memenangi olimpiade di Turin pada 2006.