Banyak pencinta bir di Jepang telah menantikan peluncuran bir edisi terbatas baru di bulan Januari ini. Dikembangkan bersama oleh Sapporo Breweries, salah satu pabrik bir terbesar di Jepang, dan FamilyMart, salah satu jaringan toko swalayan terbesar di Jepang, bir baru ini menggunakan metode produksi tradisional yang sama dengan pabrik bir pertama di Jepang, Kaitakushi Brewery, yang didirikan pada tahun 1897.
Namun, perilisan bir baru ini dibatalkan, bahkan sebelum dijual, dan itu bukan karena kesalahan pada bir itu sendiri. Masalahnya terletak pada kemasannya. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Family Mart dan Sapporo Breweries, hanya beberapa hari sebelum jadwal rilis tanggal 12 Januari, bir tersebut ditangguhkan karena kesalahan ejaan bahasa Inggris pada labelnya.
Bir edisi terbatas ini diberi nama Kaitakushi Bakushu Shitate, atau “Kaitakushi Beer Tailored”. Alih-alih bertuliskan "Lager", kaleng-kaleng itu dicetak dengan tulisan "Lagar".
Kesalahan ejaan ini terlihat dalam siaran pers asli yang mengumumkan perilisan bir pada 5 Januari, yang hadir dengan gambar besar dan beresolusi tinggi. Meskipun beberapa orang mungkin awalnya berasumsi "lagar" adalah desain yang disengaja, ketika Sapporo Breweries mengeluarkan permintaan maaf tiga hari kemudian, tampaknya bukan itu masalahnya.
"Karena kesalahan ejaan yang ditemukan di bagian desain produk Kaitakushi Beer Tailored, kami telah memutuskan untuk menghentikan penjualan. Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami konsumen."
Konsumen yang sudah tidak sabar menunggu rilis bir ini berkomentar tentang pembatalannya:
"Saya tidak peduli dengan kesalahan ejaannya, saya hanya ingin mereka merilis birnya! Saya perlu tahu seperti apa rasanya!"
"Saya tidak keberatan mereka salah mengeja 'lager". Ini tidak seperti salah menulis 'bear’ bukannya 'beer'!”
"Jika mereka merilisnya dengan kesalahan, penjualannya mungkin akan melonjak!"
“Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya pemeriksaan dalam iklan dan label selama proses produksi.”
Sementara nasib minuman tersebut belum diungkapkan, bir tersebut hanya dibuat dalam jumlah terbatas, sehingga kecil kemungkinan kesalahannya diketahui sebelum kaleng diisi. Namun, pemberitahuan penangguhan penjualan tidak menyebutkan tanggal perilisan ulang, jadi kita hanya bisa menunggu dan melihat apakah rasa dari pabrik bir pertama di Jepang bisa kita nikmati di kemudian hari.