Berita Jepang | Japanesestation.com

Kepolisian Prefektur Hyogo menahan mantan presiden dari sebuah chain toko daging di Kota Kobe pada karena diduga sengaja melabeli daging murah sebagai daging wagyu dan menjual daging wagyu palsu tersebut.

Menurut laporan Sankei Shimbun, Koichi Kaizaki (61), mantan presiden Kone Sakaeya Co., telah melakukan hal ini sejak lama. Mulai musim panas 2017, ia diduga memerintahkan agar para karyawannya di 4 cabang outletnya, termasuk  Yakiniku Rokko di Motomachi, untuk melabeli sekitar 104 kilogram daging biasa sebagai daging wagyu kelas atas.

Pada 28 Juli lalu, pihak kepolisian pun menuduh Kaizaki melanggar Hukum Persaingan Tidak Sehat. Namun, Kaizaki menyangkalnya.

“Aku tidak tahu-menahu tentang hal itu karena aku menyerahkan semuanya pada anak buahku,” ujar polisi mengutip kata-kata Kaizaki.

Police juga mengatakan bahwa outlet tersebut berhasil mengumpulkan sekitar 360.000 yen dari penjualan daging wagyu palsu itu dari 24 pelanggan. 

Daging Babi juga Dipalsukan

daging wagyu palsu japanesestation.com
Daging babi yang dipalsukan (tokyoreporter.com)

Kobe Sakaeya, yang kini dikenal dengan nama Kobe Musashi Foods Co., telah mengoperasikan tujuh toko daging di Hyogo.  

Masalah pun mulai muncul Agustus silam, saat perusahaan yang membawahi Kobe Sakaeya mengumumkan bahwa ada 3,7 ton daging sapi yang ditangani chain tersebut kemungkinan merupakan daging wagyu palsu. Tak lama setelah komplain tersebut dilayangkan, pihak kepolisian pun mulai mencari lokasi-lokasi yang berhubungan dengan perusahaan itu.

Dan nyatanya, Kobe Sakaeya bukan hanya memalsukan daging sapi. Pihak kepolisan menuduh peusahaan tersebut memalsukan sekitar 3 ton daging babi selama 3 tahun terakhir, meski telah berakhir pada bulan Maret lalu.

“Konsumen Tidak Tahu Bagaimana Rasa Daging Wagyu”

Daging Wagyu Jepang japanesestation.com
Daging Wagyu Jepang (eatthis.com)

Seorang mantan pegawai Kobe Sakaeya mengatakan pada 28 Juli lalu bahwa toko daging tersebut melakukan penipuan dengan cara menggunakan angka identifikasi yang sama pada satu potong daging wagyu dan ratusan kilogram daging sapi biasa.

“Para konsumen tidak tahu bagaimana rasa daging wagyu sebenarnya,” ujar Kaizaki, dikutip seorang  mantan pegawai lainnya.

“Pertama-tama, aku hanya mengikuti instruksi yang diberikan,” ujar mantan pegawai yang lain pada TBS News.

“Namun, lama kelamaan aku merasa ada yang salah,” tambahnya.

Sementara itu, mantan pegawai ketiga mengatakan bahwa Kaizaki membeli daging sapi tersebut dari pabrik hanya dengan beberapa orang di sekitarnya.

“Para pegawai sama sekali tidak terkait dengan hal itu,” kata dia.

Sakah satu dari mantan pegawai tersebut bahkan mengaku pernah mendekati Kaizaki dan meminta agar ia berhenti memasang label yang salah pada daging-daging itu. Namun, Kaizaki nampaknya tidak peduli.

“Tak apa,” ujar Kaizaki pada pegawainya.

“Jika terjadi sesuatu, aku akan berbicara pada pemerintah prefektur. Jadi, berhenti membicarakan soal itu,” tambahnya.

Saat seorang reporter TBS News berhasil menemui Kaizaki pada Februari lalu, ia membantah dan menolak untuk berkomentar tentang tuduhan pemalsuan daging itu. Ia juga menolak untuk mengirimkan pesan pada mantan konsumennya.