Agensi Urusan Budaya (Agency for Cultural Affairs) di Jepang baru saja merekomendasikan teknik tradisional Jepang dalam merawat kayu kepada UNESCO. Jepang yang memiliki teknik-teknik khas dan cantik untuk memperbaiki bangunan tradisional dari kayu akan didaftarkan sebagai salah satu warisan budaya tak berbentuk di Jepang.
Pendaftaran budaya tersebut akan dilaksanakan pada pertemuan organisasi budaya dan pendidikan PBB di Paris, Prancis tanggal 14 Desember mendatang. Saat ini, Jepang sedang mendata teknik, skill, dan pengetahuan tradisional mengenai merawat dan memperbaiki arsitektur kayu di Jepang. Teknik tradisional memperbaiki kayu ini akan menjadi budaya Jepang ke-22 yang mendapatkan status Warisan Budaya Tak Berbentuk dari UNESCO.
Sebelumnya, Jepang sudah mendaftarkan ritual tradisional untuk menyambut kunjungan dewa dengan topeng dan kostum pada tahun 2018. Banyak warisan budaya yang ada di Jepang dan diterima UNESCO, salah satunya kuil Horyuji. Kuil Horyuji adalah kuil Buddha yang terletak di Nara, Jepang, merupakan bangunan kayu tertua di dunia.
Pendataan teknik yang sedang dilakukan Jepang saat ini sudah mendapatkan 17 jenis dan teknik tradisional, termasuk skill untuk memproses kayu dan bahan organik lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya di Jepang. Pada tahun 2018, pemerintah Jepang sudah mengajukan ini kepada UNESCO tetapi ditunda, sehingga mereka mengajukannya kembali di tahun 2019 untuk ditinjau oleh UNESCO.
Jepang memiliki banyak kreativitas dalam memperbaiki sesuatu, baik dalam arsitektur bangunan maupun perabotan rumah. Mereka memiliki ide dalam menjadikan kekurangan dari kerusakan yang ada jadi tidak terlihat ataupun menjadi kekuatan lainnya. Salah satu teknik memperbaiki peralatan rumah dari Jepang yang terkenal adalah kintsugi. Dengan memanfaatkan lapisan emas, perabotan dari keramik yang retak atau pecah bisa disatukan kembali.