Berita Jepang | Japanesestation.com

Sebenarnya, meminta rekan kerja untuk menggantikan kita sementara saat kita perlu pergi ke toilet untuk buang air kecil atau besar itu normal. Namun, bagaimana jika pekerjaanmu itu adalah masinis Shinkansen yang tengah melaju?

Ya, itulah yang terjadi pada seorang pegawai dari East Japan Railway Company yang meminta agar seseorang menggantikannya saat ia butuh pergi ke toilet dan tengah mengemudikan Shinkansen.

Kejadian ini terjadi pada pagi hari di 16 Mesi lalu, saat Hikari 633 Shinkansen melaju di jalur Tokaido Shinkansen dari Tokyo menuju Shin Osaka. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 3 jam, namun saat berada di antara Stasiun Atami dan Mishima di Prefektur Shizuoka, sang masinis yang menderita sakit perut, memanggil seorang konduktor ke ruang kemudi. Ia lalu meminta konduktor yang tak memiliki lisensi untuk mengemudikan Shinkansen itu untuk menggantikannya, lalu meninggalkan ruang kemudi dan menuju area penumpang untuk menggunakan toilet.

Shinkansen Jepang JR East japanesesation.com
Shinkansen N700 (Pakutaso)

Sang masinis sebenarnya cukup cepat layaknya Shinkansen, karena ia berhasil kembali ke ruang kemudi sekitar 3 menit kemudian. Namun, saat ia meninggalkan pekerjaannya itu, kereta super cepat ini melaju di 150 kilometer, artinya, kereta ini telah membawa sekitar 160 orang penumpang selama 7,5 kilometer tanpa seorang pengemudi berlisensi di ruang kemudi.

Untungnya, tak ada kecelakaan apapun yang terjadi saat masinis absen dari kemudi, kendati demikian, managemen JR East tetap kecewa dengan tindakan berisiko yang diambil masinis itu. Namun, bukan berarti mereka meminta agar masinis menahan-nahan sakit perutnya kok! Prosedur pengoperasian Shinkansen sendiri sebenarnya menyebutkan bahwa jika masinis mendadak sakit atau sulit mengemudikan kereta, ia harus menginformaskan divisi kontrol pusat dan hanya boleh digantikan oleh pegawai lain yang berlisensi dalam mengemudikan kereta. Jika tidak, Shinkansen harus dihentikan hingga sang masinis kembali fit atau ada seseorang berkualifikasi yang dapat menggantikannya, karena itulah sang masinis harus mempertanggung jawabkan tindakannya dengan hukuman dislipiner, dan JR East pun mengatakan akan memeriksa kembali kebijakannya guna memastikan insiden serupa tak terjadi lagi di kemudian hari.