Berita Jepang | Japanesestation.com

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah pusat mendeklarasikan status darurat selama 1 bulan di Tokyo dan beberapa prefektur lain sebagai upaya untuk menahan lonjakan kasus positif COVID-19. (7/1) Di depan Stasiun Shimbashi, sebuah grup cheerleaders menari dan bersorak untuk mengibur sekaligus memberi semangat kepada orang-orang yang berlalu lalang di stasiun.

Di tengah dinginnya kota Tokyo pada pagi itu, dengan memakai face shield para anggota cheerleader ini menari sambil menggerakkan pom-pom. Tidak hanya menari, para anggota cheerleaders juga berteriak “Ayo semangat!” kepada setiap orang atau penumpang kereta yang lewat di depan mereka.

Stasiun Shimbashi
Kumi Asazuma (tengah) bersama anggota cheerleaders yang lain (mainichi.jp)

Kumi Asazuma selaku ketua berkata bahwa grup cheerleaders ini telah tampil dan memberi energi positif ke orang-orang terutama ke para penumpang kereta selama lebih dari 10 tahun, dan kini mereka memiliki misi baru saat pandemi terjadi. Grup cheerleaders yang diketuai oleh Asazuma ini, biasanya tampil pada hari Kamis di Tokyo dan hari Jumat di Kanagawa. Jumlah anggota cheerleaders yang tampil berbeda-beda karena para anggota juga harus bekerja. Yang ikut tampil adalah anggota yang saat itu sedang senggang. Asazuma sendiri, saat ini bekerja sebagai seorang freelancer dan presenter.

“Terlebih, sekarang penyebaran virus corona masih belum berhenti. Orang-orang pun kehilangan pekerjaan… Menurut saya, saat ini adalah masa dimana orang-orang sangat menderita” kata Asazuma kepada tim Reuters. “Kami ingin memberikan senyuman untuk membuat orang lain terhibur. Kami melakukan ini dengan harapan agar orang-orang bisa merasa sedikit lebih baik” tambah Asazuma. Namun, karena sedang dalam masa darurat, Asazuma mengatakan bahwa kemungkinan mereka tidak bisa tampil secara langsung di depan stasiun. Kemungkinan mereka akan menyebarkan energi positif melalui sosial media dengan mengunggah video penampilan mereka.

Ketika grup cheerleaders ini tampil, orang-orang yang ada di sekitar stasiun berhenti berjalan untuk menonton, memotret, dan merekam penampilan mereka. “Menurut saya, yang mereka lakukan di situasi sekarang ini sangatlah bagus,” kata Tomoko, seorang pekerja kantoran.

“Mulai minggu depan saya akan bekerja dari rumah dan itu akan menjadi sulit. Tetapi, saya merasa termotivasi dengan melihat penampilan mereka,” tambahnya.