Confetti, petasan, gelembung dan bola disko. Ini semua adalah bahan-bahan untuk pesta yang mengagumkan tapi bukan sesuatu yang akan kalian temukan di kantor atau cubicle (bilik di tempat kerja). Kecuali tentu saja jika kalian sedang membicarakan tentang "Desktop Fireworks," serangkaian lampu dan noisemaker (alat pembuat kebisingan) yang tersembunyi sebagai perlengkapan alat tulis kantor biasa yang akan kalian temukan di meja. Dibuat oleh desainer Jepang yang tinggal di Inggris, Tomomi Sayuda, suasana pesta tinggal diaktifkan dengan menekan tombol besar seperti tombol darurat, yang akan melepaskan sebuah orkestra cahaya, musik, gelembung, confetti dan dengan demikian mengurangi stres di tempat kerja. "Tombol tersebut hanya ditekan pada saat-saat stres yang ekstrim," ujar Sayuda memperingatkan. Desktop Fireworks / Tomomi Sayuda from RCA Design Products on Vimeo. Meskipun tampaknya semua menyenangkan dan seperti permainan, proyek ini benar-benar menyajikan kisah peringatan yang kelam. "Ini didedikasikan untuk ayah saya Kenichi Sayuda, yang bunuh diri pada tanggal 8 Juli 1995 - yang saat itu berusia 37 tahun, karena stres di tempat kerja," kata Sayuda. Jepang mungkin satu-satunya negara yang memiliki kata tertentu tentang kematian kerja - karoshi (過労死) yang secara harfiah berarti "kematian akibat bekerja terlalu keras" sementara karojisatsu (過労自殺) adalah "bunuh diri karena terlalu banyak pekerjaan" - dan juga salah satu dari sedikit hal yang memiliki kebutuhan untuk dilaporkan dalam berbagai statistik sebagai kategori terpisah. Menurut data pemerintah (PDF), pada tahun 2012 terdapat 285 kematian yang dilaporkan di Jepang dikaitkan dengan terlalu banyak pekerjaan. Ini sebenarnya mewakili penurunan pertama dalam 3 tahun setelah naik ke puncak dari 302 di tahun 2011. Mari kita semua luangkan waktu untuk menempatkan kehidupan dalam perspektif dan ingat pesan penting Sayuda ini: Ketika kalian merasa stres, tekan saja tombol darurat dan adakan pesta!