Berita Jepang | Japanesestation.com

Ketika sebagian besar orang memikirkan tentang seni dan Jepang secara bersamaan, bayangan akan Great Wave of Kanagawa karya Hokusai pastilah muncul di pikiran. Kalian dapat melihat-lihat pemandangan seni tradisional di Jepang sepuasnya, menikmati sejumlah museum di seluruh seluk beluk kota. Namun, hanya satu yang didedikasikan untuk seni digital interaktif, dan itu adalah Gedung Museum Seni Digital Mori (Mori Building Digital Art Museum).

Konsep baru ini, yang diciptakan oleh kolektif seni digital teamLab, dibuka di samping gedung Pallette Town di Odaiba pada bulan Januari, menampilkan 470 proyektor yang menyinari terang aliran grafis CGI dari data utama oleh komputer pusat, mengubahnya menjadi tampilan seni yang dapat dinikmati pengunjung dengan berbagai cara. Pengelola Gedung Mori sebelumnya juga telah menggunakan layanan timLab; jika kalian ingin merasakan sedikit nuansa deja vu; berjalan-jalan di sekitar Roppongi Hills atau Toranomon Hills akan memunculkan kembali sedikit ingatan kalian.

Pameran ini sendiri adalah suatu perpaduan cahaya dan suara interaktif yang dapat selalu berubah; tidak akan ada dua orang yang merasakan pengalaman yang sama disini, dan itu tentu terdengar menarik. Entah itu jalur penanjakan virtual yang menimbulkan pancuran cahaya saat kalian "mendaki", atau pun sebuah lereng yang memungkinkan kalian untuk meluncur melalui kolam virtual penuh warna dan buah-buahan, ini akan menjadi pengalaman yang pasti tidak ingin kalian lewatkan.

Ketika kalian berjalan mengelilingi museum ini, setiap pameran terlihat seakan melebur satu sama lain, dan kadang-kadang interaksi tersebut tampak seperti sedang mengikuti gerakan kalian. Ini bukan suatu kebetulan, karena karya-karya disini memang telah dirancang untuk berintegrasi dan berinteraksi satu sama lain, dan para pengunjung akan merasa seperti bergerak di angkasa. Tujuan utama dari pameran ini adalah untuk mencoba menyatukan dunia digital dan biologi serta menjelajahi koneksi baru yang diciptakan antara keduanya.

Sementara orang dewasa sibuk merenungkan ide-ide filosofis yang mendalam di balik setiap karya seni, anak-anak justru berlompatan, berlarian, dan merangkak di dinding sambil menjelajahi setiap sudut dan celah di seluruh ruangan. Bahkan ada ruangan yang dirancang untuk membiarkan pengunjung duduk santai dengan secangkir teh sambil ditemani bunga-bunga virtual yang bermekaran, menciptakan suasana yang sempurna untuk bersantai maupun berbincang-bincang. Jarak yang berdekatan antara museum baru ini dengan lokasi Olimpiade Tokyo 2020 di Odaiba bukanlah suatu kebetulan, tetapi para pejabat mengatakan ini adalah pameran permanen, dan sudah ada rencana untuk penambahan instalasi bahkan setelah Olimpiade selesai diadakan.

Gedung Museum Seni Digital Mori: Sebuah Museum Seni untuk Era Digital di Odaiba
Gambar oleh Japan Info Swap

Akses :

MORI Building Digital Art Museum: EPSON teamLab Borderless 1-3-8 Aomi, Kōtō-ku, Tōkyō-to 135-0064

03-6406-3949

Jalur Kereta Api Tokyo Waterfront Rinkai ke Stasiun Teleport Tokyo [R04] atau Jalur Yurikamome ke Stasiun Aomi [U10]

Biaya masuk : Dewasa (usia 15 tahun ke atas) ¥ 3.200, Anak-anak (usia antara 4-14 tahun) ¥ 1.000, (anak-anak di bawah usia 3 tahun bebas masuk)

Pembelian dan ketersediaan tiket serta jadwal jam operasi bisa dilihat di situs web terkait.