Jepang boleh jadi adalah salah satu negara yang berteknologi tinggi, namun banyak juga di antara masyarakatnya banyak yang masih percaya takhayul. Takhayul mengenai lulus dan gagal ujian termasuk salah satu yang banyak dipercayai oleh orang Jepang. Takhayul ini belakangan bertambah dengan kehadiran sebuah minimarket di Fukuoka, yang dianggap menjadi tanah suci bagi para pelajar Jepang.
Ujian sekolah dan universitas di Jepang merupakan salah satu hal yang membebani para pelajar Jepang. Takhayul terkait lulus-gagalnya seseorang dalam ujian ini sangat kuat di budaya Jepang, sampai-sampai ada keluarga yang melarang kata-kata seperti ochiru (yang berarti jatuh) atau suberu (yang berarti terpeleset) untuk diucapkan di musim ujian.
Kepercayaan tersebut jugalah yang membuat sebuah minimarket yang berada di Fukuoka, tepat di depan jalan yang amblas beberapa waktu yang lalu, dipercaya sebagai sebuah tanah suci bagi pelajar yang sedang ujian. Penyebabnya adalah karena walaupun jalan di depannya amblas, minimarket ini tidak ikut amblas, dan di beberapa foto malah terlihat seperti kuil yang berada di puncak sebuah tebing tinggi.
Pelajar Jepang yang menganggap hal tersebut sebagai pertanda pun berbondong-bondong datang ke minimarket ini, kemudian membeli barang-barang yang dipercaya baik untuk hasil ujian, seperti coklat Kit Kat (yang dalam bahasa Jepang, dibaca mirip dengan kata kitto katsu, yang artinya pasti menang) dan ramen instan Umakacchan (yang dalam bahasa jepang ditulis dengan hiragana uma-katsu-chan, di mana katsu berarti menang).
Bertambahnya konsumen karena takhayul ini nampaknya membawa keberuntungan tersendiri bagi minimarket tersebut. Longsor tersebut menyebabkan minimarket tersebut harus tutup sampai tanggal 20 Desember, dan menyebabkan mereka kehilangan pendapatan hampir senilai 2 bulan pendapatannya, namun, kerugian tersebut nampaknya dapat diminimalisir berkat dianggapnya minimarket tersebut sebagai tanah suci para pelajar yang sedang ujian ini.
(Featured image: twitter.com/deskain)