Fujisawa Sustainable Smart Town adalah kompleks perumahan kecil yang saat ini baru terdiri dari 120 rumah. Di kawasan Fukugawa, prefektur Yokohama, Jepang, perumahan tersebut tampak nyaman walau tak terlalu mewah. Komplek hunian itu didesain menjadi sebuah kota baru yang seluruh aspek di dalamnya lebih ramah lingkungan. Berukuran rata-rata 120 sampai 160 meter persegi, hunian di situ memanfaatkan secara optimal sinar matahari sebagai sumber energi dan membuat sistem pengolahan limbah rumah tangga sendiri sehingga air tidak terbuang sia-sia. Konsep rumah tersebut juga meminimalkan penggunaan pendingin ruangan. Jarak antar rumah dan letak jendela diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi aliran udara atau sinar matahari agar suhu udara tak terlalu panas. Permukiman ini juga memiliki area hijau dan zona bebas kendaraan bermotor. Satu nilai plus lainnya, setiap rumah di sini juga dirancang tahan gempa sesuai standar dari Pemerintah Jepang. Fujisawa Sustainable Smart Town (SST) sendiri dirancang oleh Panasonic menjadi "smart city". "Permukiman pintar" ini memungkinkan setiap orang yang tinggal di dalamnya bisa mewariskan lingkungan terbaik sampai tiga generasi mendatang. Tomohiko Miyahara, dari Fujisawa SST Management Company menjelaskan, seluruh kota sejak awal dirancang bukan hanya lebih hemat energi, tapi juga membuat seluruh penghuninya menjadi komunitas yang akan menumbuhkan kota itu ke depannya. "Kami ajak para penghuni kota untuk menjadi 'orangtua' bagi kota ini, yang berarti berperan aktif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan kota ini," katanya pada peresmian Fujisawa SST, Kamis (27/11/14). Miyahara menjelaskan, ada lima pelayanan diberikan manajemen kota untuk menjadikan Fujisawa sebagai "kota pintar", yakni energi, keamanan, mobilitas, kesehatan, dan komunitas. Untuk energi misalnya, setiap rumah sudah dipasangi solar panel sebagai penghasil energi, bateri pengumpul energi, dan peralatan rumah tangga sangat hemat energi, mulai lampu LED hingga pendingin ruangan. Setiap hunian di sini juga dilengkapi sistem manajemen energi. Pengelolaan energi tersebut memungkinkan setiap orang mengetahui jumlah energi yang berhasil mereka kumpulkan dan pemakaiannya sehari-hari.
Gaya hidup hijau juga diterapkan dalam aspek mobilitas. Misalnya, setiap rumah hanya diberikan lahan parkir hanya untuk memuat satu mobil. Namun demikian, tersedia juga fasilitas penyewaan mobil bertenaga listrik. Para penghuni juga bebas bergantian memakai sepeda listrik secara cuma-cuma. "Ini akan mendorong para penghuni untuk kelak mengganti mobil mereka dengan kendaraan yang lebih hemat energi. Setiap rumah juga sudah memiliki alat pengisian baterai jika kelak mereka memilih mobil listrik," timpal Hiroyuki Morita, Team Leader Fujisawa SST Promotion Team. Ikatan individu Tak hanya pintar dalam urusan fitur. Untuk dukungan mobilitas, permukiman ini juga terletak tak jauh dari stasiun kereta api. Jarak ke Tokyo menggunakan kereta api sekitar satu jam. Namun, untuk jarak tidak terlalu jauh, sepeda menjadi kendaraan utama. Tingkat keamanan para warga di permukiman ini cukup terjaga. Meski setiap rumah tidak memiliki pagar dan tanpa gerbang di bagian depan komplek perumahan, Fujisawa SST dilengkapi dengan 47 kamera CCTV yang bisa diakses setiap penghuni sehingga menimbulkan rasa aman. "Orangtua tak perlu takut membiarkan anaknya bermain di taman sendirian, karena ayah atau ibunya bisa memantaunya lewat CCTV," kata Morita. Rencananya, kota mandiri seluas 19 hektar itu akan memiliki 600 rumah tapak dan 400 unit apartemen. Pada tahap pertama pembangunannya sudah terjual 120 rumah dan saat ini sedang memasuki tahap kedua 120 rumah yang rencananya selesai pada Maret 2015. "Tahun 2018 kami harapkan sudah komplet semua dan total populasi penghuni sekitar 3.000 orang," ujar Morita. Pada bidang kesehatan dan komunitas, manajemen juga menyediakan klinik, rumah sakit, dan tim kesehatan yang bisa dipanggil ke rumah. Fasilitas tersebut untuk mengakomodasi meningkatnya populasi orang lanjut usia di Jepang.
Sementara itu, ada juga fasilitas umum untuk memperkuat ikatan antara individu di perumahan itu. Misalnya saja, tersedia banyak ruang terbuka, taman, ruang pertemuan, toko buku, dan semacam gedung serbaguna yang bisa dimanfaatkan untuk mengadakan kelas keterampilan dan memasak. Di tempat ini para penghuni juga bisa menggunakan peralatan masak di ruang pertemuan untuk membuat aneka kue dan membawanya ke rumah. Proyek percontohan Direktur Business Solution Division Panasonic Corporation, Masahiro Ido, mengatakan bahwa Fujisawa SST merupakan proyek percontohan yang diharapkan bisa menjadi model bisnis Panasonic ke depan "Kami berharap bisa membangun kota seperti ini di banyak kota di seluruh dunia," kata Ido. Dia menjelaskan, kota pintar seperti di Fujisawa SST ini berbeda dengan pembangunan perumahan pada umumnya. "Para penghuni berperan sangat besar, mereka aktif berpartisipasi menumbuhkan dan merawat kota ini," ujarnya. Ido mengatakan, dengan sistem pengelolaan energi yang ada, permukiman tersebut ditargetkan bisa menurunkan emisi Co2 sebanyak 70 persen, menghemat penggunaan air hingga 30 persen, meningkatkat pemakaian energi terbarukan sampai 30 persen, serta bisa membuat penghuninya bertahan hidup dalam bencana setidaknya selama tiga hari karena mereka memiliki cadangan energi. Hanya saja, memang, harga setiap unit di komplek perumahan ini tidak murah. Satu unit rumah di Fujisawa SST dijual seharga 500.000 - 600.000 dollar AS atau sekitar Rp 60 miliar. Sebagai informasi, harga rumah di Jepang memang sangat mahal, terutama di perkotaan. Setiap orang yang berminat untuk membeli rumah di permukiman ini sejak awal juga sudah diperkenalkan dengan konsep dan visi dari kota mandiri tersebut. Mereka juga diberi panduan agar gaya hidup hijau benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena mewujudkan sebuah kota hijau akan sulit dilakukan jika mental warganya belum berubah.